Selasa 10 Oct 2023 11:26 WIB

Mahasiswa Temukan Alat Reduksi Polutan dari Limbah Porang

Mahasiswa merancang alat untuk mereduksi kalsium oksalat dari limbah porang.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Gita Amanda
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) lintas jurusan yang tergabung dalam satu tim merancang alat untuk mereduksi kalsium oksalat dari limbah industri pengolahan porang bernama Amorpho Coagulation Tech.
Foto: Dok Humas UB
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) lintas jurusan yang tergabung dalam satu tim merancang alat untuk mereduksi kalsium oksalat dari limbah industri pengolahan porang bernama Amorpho Coagulation Tech.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) lintas jurusan yang tergabung dalam satu tim merancang alat untuk mereduksi kalsium oksalat dari limbah industri pengolahan porang bernama Amorpho Coagulation Tech. Tim ini terdiri atas Lia Anggraeni, Azra Syaura Azzafira, Ikhlas Muhammad Sabilly, dan Ahmad Shobri Ardiana serta di bawah bimbingan dosen Joko Prasetyo.

Perwakilan tim, Ahmad Shobri Ardiana menjelaskan, Amorpho Coagulation Tech  merupakan alat reduksi kalsium oksalat dengan metode ekstraksi-elektrokoagulasi. Data hasil pengujian alat menunjukkan, Amorpho Coagulation Tech dirancang dengan tiga tahap pemurnian, yaitu chamber filtrasi, chamber elektrokoagulasi-ekstraksi, dan sensor terintegrasi Internet of Things secara realtime. "Dan terbukti mampu mereduksi kalsium oksalat hingga 82,75 persen," katanya.

 

Dalam proses elektrokoagulasi prinsip yang digunakan berdasarkan proses sel elektrolisis. Sel elektrolisis ini dapat mengubah energi listrik (direct current) yang akan menghasilkan reaksi elektrode. Pada sel elektrolisis terdapat sepasang elektroda yaitu anoda dan katoda. 

 

Menurut dia, proses elektrolisis ini dilakukan untuk mereduksi kalsium oksalat pada air. Kemudian, air masuk ke chamber selanjutnya untuk melalui proses ozonisasi. Proses ozonisasi ini bertujuan untuk strerilisasi air. 

 

Sebelum air keluar dari chamber, dilakukan monitoring kualitas air dengan menggunakan sensor ph, tds, dan tss. Langkah ini bertujuan agar mengetahui bahwa air tersebut sudah memenuhi standar agar dapat dibuang.

 

Hasil pengujiannya ini diharapkan Amorpho Coagulation Tech dapat membantu tercapainya SDG’s nomor 12. "Serta dapat membantu pemerintah dalam memelihara lingkungan untuk jangka panjang,” kata koordinator mekanik ini.

 

Adapun latar belakang ide inovasi tersebut karena maraknya industri pengolahan porang pada 2019 sampai 2020 yang mengalami lonjakan permintaan pasar di Indonesia. Limbah pengolahan porang mengandung kalsium oksalat yang berbahaya jika dibiarkan dibuang ke lingkungan bebas. "Akumulasi limbah pengolahan porang dapat meningkatkan jumlah sedimentasi kalsium oksalat dan berdampak pada pencemaran tanah," katanya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement