REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Laba kuartal ketiga Samsung Electronics diperkirakan turun 80 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini karena dampak dari kelebihan chip global yang sedang berlangsung.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Selasa (10/10/2023) produsen chip memori, ponsel pintar, dan televisi terbesar di dunia ini akan mengumumkan hasil pendapatan awal kuartal ketiganya pada Rabu (11/10/2023). Laba operasional kemungkinan turun menjadi 2,1 triliun won (1,56 miliar dolar AS) pada kuartal Juli-September, menurut LSEG Smart Estimate dari 19 analis.
Pada September tahun lalu, perseroan mencatat laba operasional sebesar 10,85 triliun won. Pembalikan laba ini disebabkan oleh rendahnya pendapatan divisi chip. Divisi yang biasanya menghasilkan pendapatan terbesar ini diprediksi mencatat kerugian kuartalan 3 triliun hingga 4 triliun won setelah harga chip memori yang berada di titik terendah.
Para analis mengatakan pemotongan produksi chip oleh Samsung juga merugikan skala ekonomi, sehingga menaikkan biaya pembuatan chip. Setelah pertama kali mengumumkan pengurangan produksi pada April, para analis mengatakan Samsung memangkas lebih banyak produksi pada kuartal ketiga untuk mengurangi persediaan dan mengatasi kelebihan pasokan chip yang mendorong penurunan industri terburuk dalam beberapa dekade.
Rivalnya Micron Technology memperkirakan kerugian kuartalan pada bulan lalu, memicu kekhawatiran akan lambatnya pemulihan di pasar akhir pembuat chip memori tersebut seperti pusat data. Produsen ponsel pintar dan komputer pribadi telah menahan diri tidak membeli chip memori baru, dan memilih untuk menggunakan persediaan yang ada selama berbulan-bulan karena kekhawatiran akan penurunan ekonomi.
“Persediaan mereka sekarang cukup rendah sehingga permintaan diperkirakan pulih pada awal tahun depan. Samsung menerima pesanan pertama dalam setahun chip memori server dari perusahaan pusat data Amerika Utara baru-baru ini,” kata KB Securities dalam sebuah catatan akhir bulan lalu.
Bisnis seluler Samsung kemungkinan besar melaporkan laba operasional sekitar 3 triliun won, menurut perkiraan rata-rata dari lima analis. Samsung baru-baru ini meluncurkan ponsel pintar premium yang dapat dilipat pada kuartal tersebut, sehingga meningkatkan penjualan meskipun pasar ponsel pintar global sedang lesu.