Selasa 10 Oct 2023 17:41 WIB

Keracunan Sate Jebred Berlanjut di Garut-Tasikmalaya, Kini Capai 39 Warga, 2 Orang Tewas

Kasus keracunan diduga sate jebred berawal dari penjualan di Pasar Bojong Loa.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap warga yang diduga mengalami keracunan makanan di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (10/10/2023).
Foto: Dok Dinas Kesehatan dan Pengenda
Petugas melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap warga yang diduga mengalami keracunan makanan di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (10/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak dua orang warga di wilayah perbatasan antara Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya dilaporkan meninggal dunia akibat diduga mengalami keracunan makanan. Puluhan warga lainnya dilaporkan juga terdampak dugaan keracunan. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, berdasarkan data hingga Selasa (10/10/2023) sore, total terdapat 39 orang yang terdampak dugaan keracunan. Puluhan warga itu berasal dari Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dan Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. 

Baca Juga

"Total yang terdampak itu 39 orang yang terdiri atas warga Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Kebanyakan dari Garut," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Selasa (10/10/2023). 

Menurut dia, dari total 39 orang yang mengalami gejala diduga karena keracunan, terdapat dua orang dilaporkan meninggal dunia. Satu orang merupakan warga Kabupaten Garut dan satu orang warga Kabupaten Tasikmalaya. 

Sisanya, pasien masih ada yang menjalani rawat inap di Puskesmas Cilawu dan Klinik Cihideung, Kecamatan Cilawu. Namun, mayoritas warga yang terdampak sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk menjalani rawat jalan karena kondisinya tak terlalu mengkhawatirkan. 

"Kalau rawat inap, asalnya di puskesmas 14 orang dan klinik lima orang. Namun sekarang di puskesmas tinggal empat dan Klinik Cihideung empat orang. Jadi tinggal delapan orang (menjalani rawat inap)," kata Leli.

Kronologi dugaan keracunan

Leli mengungkapkan, keracunan yang dialami puluhan warga itu diduga dari makanan sate jebred yang dijual di Pasar Bojong Loa, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, pada Ahad (8/10/2023). Ketika itu, seperti biasa, warga membeli makanan itu di pasar. 

"Kronologi diduga dari makanan sate jebred. Karena mereka semua habis makan sate jebred. Di sate itu kan kulit terus ada serundeng gitu," ujar dia.

Kasus dugaan keracunan itu menyebar ke banyak lokasi lantaran warga yang berbelanja di Pasar Bojong Loa bukan hanya dari Kabupaten Garut, melainkan juga dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Apalagi, warga yang membeli bukan hanya untuk dikonsumsi pribadi, tapi juga sebagian ada yang menjualnya kembali.

"Satu korban yang meninggal dari Kecamatan Cigalontang juga merupakan pedagang di warung yang menjual kembali sate jebred dari pasar," kata dia.

Warga yang terdampak rata-rata mengonsumsi sate jebred itu pada Ahad. Pada Ahad sore, sejumlah warga ada yang mulai merasakan gejala mual, muntah, dan diare. Namun, baru pada Senin (9/10/2023) warga berobat ke puskesmas. 

Leli menyatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pelacakan karena dikhawatirkan masih ada yang bergejala keracunan. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut juga melakukan pengobatan, penanganan, kemudian juga pengiriman sampel, dan rujukan apabila diperlukan. 

"Kami juga koordinasi dengan pihak kecamatan dan dinkes Tasikmalaya. Mudah-mudahan besok sudah bisa pulang. Saya tadi lihat ke Cilawu kondisinya sudah bagus," kata dia.

Ihwal sampel yang dikirim, Leli menyebutkan, pihaknya telah mengambil sisa muntahan dan sisa makanan. Sampel itu akan diuji laboratorium untuk menentukan penyebab pasti keracunan. 

"Mudah-mudahan dalam tiga hingga hari sudah keluar hasil uji lab," kata dia.

Terkait pedagang sate jebred itu, menurut dia, sedang dilakukan penanganan oleh aparat kepolisian. Polisi juga disebut sempat ingin melakukan autopsi terhadap jenazah korban yang meninggal. Namun, pihak keluarga tidak mengizinkan.

Bupati Garut Rudy Gunawan juga telah langsung mengunjungi pasien diduga keracunan di Puskesmas Cilawu, pada Selasa. Menurut dia, saat ini pasien sudah ditangani intensif oleh pihak puskesmas setempat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menjamin semua pasien dilayani dengan baik tanpa dipungut biaya.

"Saya mohon agar semua pihak hati-hati, kalau ada yang aneh-aneh jangan dimakan atau dibeli atau setelah dimakan jangan dilanjutkan makannya," kata Rudy.

Sebelumnya, Pengelola Survailans Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Rina Parina, mengatakan terdapat 14 orang warga Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, yang juga terdampak dugaan keracunan. Satu orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

"Ini kan perbatasan antara Cigalontang dan Garut. Jadi di Cigalontang ada yang kena, Garut juga kena. Warga kita (Tasikmalaya) yang kena itu itu Desa Kersamaju dan Sirnagalih. Tujuh orang Kersamaju, tujuh orang Sirnagalih. Yang meninggal ada satu orang Garut dan satu Kersamaju," kata dia saat dikonfirmasi Republika.

Menurut Rina, mayoritas warga Kabupaten Tasikmalaya yang terdampak keracunan itu sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Pasalnya, dugaan keracunan itu terjadi pada Ahad. Pasien baru merasakan gejala pada Ahad malam.

Kendati demikian, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi di lapangan. Dikhawatirkan ada kasus tambahan atau hal lain akibat keracunan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement