Kamis 12 Oct 2023 16:42 WIB

Saham Energi Membebani, IHSG Ditutup Menguat Tipis 0,05 Persen

Positifnya IHSG sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Foto multiole eksposure pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile  di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto multiole eksposure pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir positif pada perdagangan Kamis (12/10/2023). IHSG menguat tipis 0,05 persen atau meningkat 3,39 poin ke level 6.935,15 memperpanjang kenaikannya selama empat hari beruntun.

Positifnya IHSG sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia. Nikkei dan Hang Seng kompak menguat lebih dari satu persen, disusul Shanghai Composite yang menguat 0,94 persen dan Strait Times naik 0,73 persen.

Baca Juga

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan IHSG dan bursa regional Asia menguat seiring sikap pelaku pasar atau investor yang mencermati hasil risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

"Pasar berpandangan bahwa risalah tersebut menunjukkan The Fed lebih berhati-hati mengeluarkan keputusan kebijakan moneternya seiring dengan arah ekonomi AS dalam memperkirakan keadaan pasar keuangan," kata Nico.

Sikap yang cenderung hati-hati ini dilatarbelakangi pasca risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Mayoritas partisipan melihat satu lagi kenaikan di masa depan akan menjadi keputusan yang tepat tetapi sebagian lagi melihat tidak perlu ada kenaikan.

Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia membuat komite nasional. Hal ini sebagai upaya mempersiapkan untuk masuk menjadi keanggotaan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Sepanjang hari ini, saham empat perbankan besar nasional bergerak optimistis. BBNI memimpin kenaikan sebesar 2,90 persen, BBCA menguat 1,40 persen, BBRI naik 0,95 persen, BMRI sebesar 0,41 persen dan BBTN naik 0,40 persen.

Di sisi lain, saham sektor energi membebani indeks dengan rata-rata mengalami penurunan yang cukup tajam. ADRO memimpin penurunan sebesar 2,54 persen dan PTBA menyusul pelemahan sebesar 1,09 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement