REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perang Badar Kubra terjadi pada Ramadhan tahun kedua Hijriyah, pertempuran pertama ini begitu menentukan. Seperti apa sebab-sebab peperangan Badar?
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-Rahiq al-Makhtum, Rasulullah ﷺ memerintahkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa'id bin Zaid menuju ke arah utara untuk tugas pengintaian.
Setelah mereka tiba di sebuah tempat di Haura' dan menetap beberapa lama di sana, akhirnya mereka mendapatkan informasi akurat bahwa Kafilah dagang Abu Sufyan yang membawa hasil dagangan sangat banyak sedang dalam perjalanan pulang dari negeri Syam menuju Makkah. Mereka segera kembali ke Madinah dan menginformasikan berita tersebut kepada Rasulullah ﷺ.
Bagi Rasulullah ﷺ, hal ini merupakan kesempatan emas untuk memberi pelajaran kepada kaum Quraisy, baik secara militer, politik maupun ekonomi.
Beliau segera mengumumkan kepada para sahabat, bagi siapa yang bersedia, hendaknya bersiap-siap menghadang kafilah dagang Quraisy.
Rasulullah ﷺ tidak mewajibkan hal tersebut dan menyerahkan keputusannya kepada para sahabat.
Karena itu, tidak semua sahabat saat itu menyambut seruan beliau ﷺ, mereka mengira hal tersebut sama seperti pengiriman pasukan sebelumnya yang hanya memerlukan kekuatan kecil dan tidak mengira akan terjadi peperangan besar.
Akhirnya sahabat yang menyatakan kesediaannya berjumlah 314 orang saja. Itupun mereka tidak mempersiapkannya secara maksimal sebagaimana halnya menghadapi sebuah peperangan.
Baca juga: Ini Rahasia Mengapa Huruf Alif dalam Alquran Bentuknya Tegak Lurus
Pasukan penunggang kuda hanya dua orang, sedang onta yang tersedia berjumlah 70, dinaiki secara bergantian oleh dua atau tiga orang. Kemudian berangkatlah mereka menuju Badar.
Sementara itu, Abu Sufyan dengan kecerdikannya yang mengepalai kafilah dagangnya sudah memperkirakan akan terjadinya sesuatu, karena itu, kehati-hatiannya selalu dijaga.
Setelah bertanya ke sana ke mari, akhirnya dia dapat memastikan bahwa Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya akan menyergapnya.
Seketika itu juga, dia sewa Dhamdham bin Amr al-Ghifari untuk segera ke Makkah meminta bantuan.
Setibanya di Makkah, Dhamdham...