REPUBLIKA.CO.ID, Bandung -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan musim kemarau yang terjadi di Bandung Raya diperkirakan berlangsung lebih lama. Kondisi musim kemarau ini dipengaruhi oleh El Nino yang membuat lebih kering.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengimbau seluruh masyarakat mengantisipasi dampak musim kemarau tahun 2023. Sebab, musim kemarau diprediksi lebih kering dibandingkan kondisi normal.
"BMKG mengimbau kepada institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau," ucap dia, Senin (16/10/2023).
Ia mengatakan langkah antisipasi harus dilakukan untuk mengurangi dampak musim kemarau seperti potensi kekeringan serta meningkatnya potensi kebakaran. Rahayu mengatakan diperlukan upaya untuk mengurangi risiko bencana seperti kekeringan, kekurangan air bersih dan gagal panen yang dapat menganggu ketahanan pangan. Serta antisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan.
BMKG pun mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih optimal melakukan penyimpanan air dengan memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air. Sehingga pada puncak musim kemarau, masyarakat bisa lebih siap menghadapi potensi bencana.
"Yang terpenting masyarakat tidak perlu panik dengan isu El Nino namun tetap mengikuti perkembangan informasi iklim dari BMKG," kata dia.
BMKG juga mengimbau masyarakat di pesisir pantai selatan Jawa Barat untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga 4 meter. Gelombang tinggi berpotensi terjadi Senin (16/10/2023).