REPUBLIKA.CO.ID, LIMASSOL -- Puluhan warga negara AS yang mengungsi dari Israel tiba di Siprus pada Selasa (17/10/2023) pagi dengan menggunakan kapal pesiar. Ini adalah proses evakuasi pertama yang diorganisasi oleh Amerika Serikat di tengah krisis yang meningkat di Timur Tengah.
Sekitar 159 orang berada di atas kapal mewah Rhapsody of the Seas yang meninggalkan Haifa dan berlayar menuju pelabuhan Limassol di Siprus pada Selasa pagi. Pejabat Pemerintah Siprus, Victor Papadopoulos, mengatakan kepada televisi Pemerintah Siprus bahwa akan lebih banyak kapal evakuasi diperkirakan akan tiba dalam 12 jam ke depan.
Sebagian besar warga AS yang mengungsi menggunakan kapal pesiar pada gelombang pertama ini terdiri dari para lansia, keluarga dengan anak-anak, dan turis. Penjagaan sangat ketat dengan polisi bersenjata dan anjing pelacak.
Kapal yang meninggalkan pelabuhan Haifa di Israel utara itu berlabuh sekitar pukul 6:15 pagi (0315 GMT) di kota kedua di pulau itu, Limassol.
Siprus telah digunakan sebagai pusat transit bagi pemerintah asing untuk mengevakuasi warga sipil mereka sejak setelah wabah kekerasan terbaru pada 7 Oktober.
Duta Besar AS Julie Fisher berada di pelabuhan untuk menyambut warga Amerika di antara para pengungsi. "Ini adalah momen yang sangat menantang, seperti yang bisa Anda bayangkan, bagi mereka yang memilih untuk meninggalkan Israel dan kami ingin membantu dan melakukan semua yang kami bisa untuk membuat ini semulus mungkin," kata Fisher kepada para wartawan.
Ia mengatakan bahwa pemerintah Siprus "membuat perbedaan besar bagi warga negara kami dan, dari apa yang saya lihat, bagi warga negara lain juga."
Kapal pesiar yang dirancang untuk menampung 2.500 penumpang, awalnya diharapkan untuk mengangkut lebih banyak pengungsi dan dijadwalkan untuk melakukan empat kali perjalanan pulang pergi.
Juru bicara Presiden Nikos Christodoulides, Victor Papadopoulos, mengatakan kepada radio pemerintah bahwa kapal feri akan beroperasi setiap 12 jam antara Haifa dan Limassol untuk mengevakuasi warga negara asing dari Israel.
Juru bicara kementerian luar negeri Theodoros Gotsis mengatakan kepada penyiar bahwa pulau itu berkomitmen untuk membantu memulangkan warga negara asing dan memastikan bahwa semua pengaturan yang diperlukan dibuat untuk mengakomodasi mereka yang sedang transit.
Siprus digunakan sebagai pusat transfer yang aman bagi warga negara asing yang dievakuasi dari Israel setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, yang memicu perang habis-habisan dengan kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza.
Tidak termasuk kedatangan pada hari Selasa, 625 pengungsi telah tiba di Siprus dari Israel, yang sebagian besar telah dipulangkan.