REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Militer Israel mengatakan pada Senin (23/10/2023), pasukan darat telah melakukan serangan terbatas ke Jalur Gaza sejak semalam. Sementara itu, serangan udara tetap berlanjut dan difokuskan pada lokasi-lokasi markas Hamas berkumpul. Serangan ini dikhawatirkan akan mengganggu pasokan bantuan bagi warga Gaza mulai masuk, walaupun dalam jumlah terbatas.
Dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi, Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan Israel membombardir Gaza dengan lebih banyak serangan udara pada hari Senin (23/10/2023) menjelang operasi darat skala besar. Serangan awal untuk langkah antisipasi di daerah kantong pejuang Palestina yang terkepung.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa warga sipil kehabisan tempat untuk berlindung dan bantuan yang masuk bisa kembali terhambat. Potensi perang meluas pun terbuka lebar setelah Israel juga telah menghantam Lebanon selatan pada Ahad malam, sementara pasukan Israel bentrok dengan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, kata penduduk.
Memang sudah lebih banyak bantuan yang berhasil melewati perbatasan menuju Gaza pada hari Ahad (22/10/2023). Namun badan kemanusiaan PBB mengatakan bahwa bantuan tersebut hanya sebagian kecil, dari jumlah yang dibutuhkan untuk membantu penduduk yang kekurangan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar.