Selasa 24 Oct 2023 05:15 WIB

Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Terganggu Serangan Israel

Serangan Israel dikhawatirkan akan mengganggu pasokan bantuan bagi warga Gaza

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza melintasi gerbang perbatasan Rafah, di Rafah, Mesir, Sabtu (21/10/2023).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza melintasi gerbang perbatasan Rafah, di Rafah, Mesir, Sabtu (21/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Militer Israel mengatakan pada Senin (23/10/2023), pasukan darat telah melakukan serangan terbatas ke Jalur Gaza sejak semalam. Sementara itu, serangan udara tetap berlanjut dan difokuskan pada lokasi-lokasi markas Hamas berkumpul. Serangan ini dikhawatirkan akan mengganggu pasokan bantuan bagi warga Gaza mulai masuk, walaupun dalam jumlah terbatas.

Dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi, Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan Israel membombardir Gaza dengan lebih banyak serangan udara pada hari Senin (23/10/2023) menjelang operasi darat skala besar. Serangan awal untuk langkah antisipasi di daerah kantong pejuang Palestina yang terkepung.

Baca Juga

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa warga sipil kehabisan tempat untuk berlindung dan bantuan yang masuk bisa kembali terhambat. Potensi perang meluas pun terbuka lebar setelah Israel juga telah menghantam Lebanon selatan pada Ahad malam, sementara pasukan Israel bentrok dengan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, kata penduduk.

Memang sudah lebih banyak bantuan yang berhasil melewati perbatasan menuju Gaza pada hari Ahad (22/10/2023). Namun badan kemanusiaan PBB mengatakan bahwa bantuan tersebut hanya sebagian kecil, dari jumlah yang dibutuhkan untuk membantu penduduk yang kekurangan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar.

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 4.600 orang telah tewas, dalam pemboman Israel selama dua minggu terakhir. Aksi balasan Israel itu, setelah serangan pada 7 Oktober oleh pejuang Hamas terhadap komunitas Israel selatan yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera 212 orang.

Militer Israel mengatakan pada Senin pagi bahwa dalam 24 jam terakhir mereka telah menyerang lebih dari 320 target di Gaza. Termasuk sebuah terowongan yang menampung para pejuang Hamas, dan puluhan pos komando dan pos-pos pengamatan.

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan bahwa mereka menghancurkan situs-situs yang "dapat membahayakan pasukan Israel yang sedang bersiap-siap di pinggiran Gaza untuk melakukan manuver darat." Disiagakan pula puluhan posisi peluncur mortir dan rudal anti-tank.

Media Palestina melaporkan bahwa serangan Israel terkonsentrasi di bagian tengah dan utara Jalur Gaza. Sebuah serangan terhadap sebuah rumah di dekat kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara menewaskan beberapa orang Palestina dan melukai beberapa orang lainnya, menurut laporan media.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement