REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Bagaimana nepotisme dalam pandangan Islam? Lalu apakah kisah-kisah nabi yang mengangkat keluarganya dalam tampuk kepemimpinan dapat menjadi dalil bolehnya nepotisme?
Nabi-nabi terdahulu mengangkat keluarganya untuk membantunya dalam memimpin umat. Misalnya saja Nabi Musa yang mengangkat Nabi Harun untuk membantunya dalam memimpin umat. Sebagaimana dalam surat Taha ayat 29-32:
وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي . هَارُونَ أَخِي . اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي . وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي .
Artinya: “Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku. (yaitu) Harun, saudaraku. teguhkanlah dengan dia kekuatanku. dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku.” (QS Taha ayat 29-32).