REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Israel bersedia menunda operasi darat di Gaza selama beberapa hari untuk negosiasi pembebasan sandera yang ditahan Hamas, kata dua pejabat Israel kepada media Axios, Selasa (24/10/2023).
Pejabat Israel itu mengatakan saat militer melancarkan invasi darat, kesepakatan untuk penyelamatan para sandera hampir tidak mungkin terjadi. Sementara itu, baik Israel maupun pemerintahan Amerika Serikat ingin mengerahkan segala upaya untuk membebaskan para sandera dari Gaza.
"Jika Hamas mengajukan paket besar, tentu saja kami akan siap untuk melakukan sesuatu sebagai imbalannya," kata seorang pejabat senior Israel. Imbalan yang dimaksud yakni penundaan invasi darat.
Sebelumnya, surat kabar Israel Haaretz, mengutip sebuah sumber, melaporkan bahwa Hamas sedang mempertimbangkan pembebasan sandera sipil dengan imbalan bahan bakar.
Sementara media AS mengklaim penundaan serangan darat berkat tekanan Washington pada Israel. AS menginginkan agar para sandera dibebaskan. Namun, alasan tersembunyi dari penundaan itu agar memberikan AS sedikit waktu untuk bersiap di kawasan Timur Tengah jika eskalasi terus meningkat.