Sabtu 28 Oct 2023 14:33 WIB

Manfaat Memperbanyak Ingat Kematian 

Ingat kematian melembutkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Seorang anak laki-laki Afghanistan berduka di samping makam adik laki-lakinya yang meninggal akibat gempa bumi, di distrik Zenda Jan di provinsi Herat, sebelah barat Afghanistan, Senin (9/10/2023).
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Seorang anak laki-laki Afghanistan berduka di samping makam adik laki-lakinya yang meninggal akibat gempa bumi, di distrik Zenda Jan di provinsi Herat, sebelah barat Afghanistan, Senin (9/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia pasti akan menemui ajalnya, Rasulullah ﷺ juga telah mengingatkan kepada umatnya agar senantiasa memperbanyak mengingat pemutus kelezatan.

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :

Baca Juga

أكْثِروا ذِكْرَ هاذمِ اللَّذَّاتِ يعني المَوتَ

"Perbanyaklah kamu untuk mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian" (HR. Ahmad XV/49, dan At-Tirmidzi no. 2307, an-Nasaa'i no. 1824 dan Ibnu Majah no. 4258, lihat Shahiihul Jaami' no. 1210)

Melalui pesan Telegram Ustadz Najmi Umar Bakkar mengungkapkan, Abu Darda' رضي الله عنه berkata :

ﺇﻥ ﻣﻦ ﺃﻛﺜﺮ ﺫﻛﺮ اﻟﻤﻮﺕ ﻗﻞ ﺣﺴﺪﻩ ﻭﺑﻐﻴﻪ

"Sesungguhnya seseorang yang banyak untuk mengingat kematian, maka akan sedikit sifat hasadnya, dan akan sedikit pula perbuatan zhalimnya" (Az-Zuhd oleh Imam Ahmad 117)

Imam ad-Daqqaq رحمه الله berkata :

مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ أُكْرِمَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ : تَعْجِيلِ التَّوْبَةِ وَقَنَاعَةِ الْقَلْبِ وَنَشَاطِ الْعِبَادَةِ ، وَمَنْ نَسِيَهُ عُوقِبَ بِثَلَاثٍ : تَسْوِيفِ التَّوْبَةِ وَتَرْكِ الرِّضَا بِالْكَفَافِ وَالتَّكَاسُلِ فِي الْعِبَادَةِ

"Barangsiapa banyak mengingat kematian, maka dia akan dimuliakan dengan tiga perkara; yaitu segera bertaubat, hati yang qona’ah dan semangat dalam beribadah. Dan barangsiapa yang telah melupakan kematian, maka ia akan dihukum dengan tiga perkara; menunda-nunda taubat, tidak ridho dengan pemberian Allah dan malas dalam beribadah" (At-Tadzkirah hal 9)

Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata :

"Apabila seseorang memikirkan dekatnya akan kematian, serta apakah yang akan terjadi pada dirinya setelah kematian itu, niscaya pastilah dia pun akan membenci segala kenikmatan yang hanya bersifat sementara..." (Shaidul Khaathir 295)

"Tidaklah hati seorang hamba senantiasa mengingat kematian, melainkan dunia ini terasa kecil dan tiada berarti baginya," kata Ustadz Najmi Umar Bakkar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement