Senin 30 Oct 2023 15:42 WIB

AS Putuskan tak Akan Kirim Pasukan ke Israel dan Gaza

Presiden Joe Biden menyerukan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Joe Biden (tengah), bersama Wakil Presiden Kamala Harris (kiri) dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken (kanan). Pemerintah AS tidak akan mengirimkan pasukan ke Israel maupun Gaza.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Presiden AS Joe Biden (tengah), bersama Wakil Presiden Kamala Harris (kiri) dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken (kanan). Pemerintah AS tidak akan mengirimkan pasukan ke Israel maupun Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengatakan bahwa Washington tidak berniat mengirim pasukan ke Israel atau Gaza. "Kami sama sekali tidak berniat, dan juga tidak memiliki rencana, untuk mengirim pasukan tempur ke Israel atau Gaza, titik," ujar Harris dalam sebuah wawancara dengan CBS, Ahad (29/10/2023) 

Ia juga menyerukan perlindungan terhadap warga sipil dan menegaskan kembali sikap AS bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri. "Menurut sebagian besar perkiraan, setidaknya 1.400 warga Israel tewas. Israel, tanpa diragukan lagi, memiliki hak untuk membela diri," katanya. 

Baca Juga

"Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak mencampuradukkan antara Hamas dan Palestina. Rakyat Palestina berhak mendapatkan keselamatan dan keamanan yang setara, penentuan nasib sendiri dan martabat, dan kami sudah sangat jelas bahwa aturan perang harus dipatuhi dan bantuan kemanusiaan harus mengalir," ujar Kamala Harris.

Presiden Joe Biden telah menyerukan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza akhir pekan ini dalam perbincangannya dengan para pemimpin dunia. Pada hari Ahad, ia berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi tentang perlunya aliran bantuan yang terus berlanjut ke Gaza dan menekankan pentingnya melindungi nyawa warga sipil.

Serangan ke Gaza telah menewaskan ribuan warga sipil Palestina dan memperburuk krisis kemanusiaan di daerah kantong tersebut. Bantuan lambat masuk, dan warga sipil, termasuk ratusan warga Amerika, tidak dapat keluar. 

Meskipun beberapa bantuan telah masuk ke Gaza, para pekerja kemanusiaan mengatakan bahwa bantuan tersebut hanya sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan oleh 2,2 juta orang yang berdesak-desakan di jalur tersebut di bawah blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir.

Di tengah kekhawatiran tentang konflik yang menyebar di luar Gaza, Harris juga mengulangi peringatan Biden kepada Iran untuk tidak terlibat. "Jangan," kata Harris. "Satu kata. Cukup mudah."

Pada bagian lain dari wawancara, Harris menepis pertanyaan tentang kemungkinan Biden tidak akan berhasil mencapai Hari Pemilu dan mengatakan bahwa ia tidak punya waktu untuk berspekulasi tentang siapa yang akan menggantikannya dari Partai Demokrat. 

"Saya tidak akan terlibat dalam hipotesa itu karena Joe Biden masih hidup dan mencalonkan diri kembali," katanya.

"Saya mendengar dari banyak orang yang berbeda, banyak hal yang berbeda. Tetapi saya hanya ingin memberi tahu Anda, saya fokus pada pekerjaan saya. Sungguh. Demokrasi kita sedang dipertaruhkan. ... Dan saya, sejujurnya, di kepala saya tidak punya waktu untuk permainan ruang tamu ketika kita memiliki presiden yang mencalonkan diri untuk terpilih kembali. Itu saja," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement