REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populix meluncurkan riset bertajuk "Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption". Laporan ini guna mengungkap motivasi dan tren meningkatnya layanan paylater di masyarakat Indonesia.
Co-founder dan CEO Populix Timothy Astandu menyampaikan, hasil penelitian Populix menunjukkan paylater memainkan peran signifikan dalam aktivitas ekonomi Indonesia saat ini. Keterjangkauan paylater yang semakin meningkat bagi masyarakat, fleksibilitas dalam pembayaran cicilan, hingga kemudahan dalam proses registrasi mendorong penggunaan paylater sebagai salah satu solusi pembayaran inovatif untuk melakukan transaksi.
"Survei Populix juga mendapati masyarakat Indonesia cukup bijak dalam mengelola keuangannya. Hal ini terlihat dari mayoritas responden yang memiliki cicilan paylater kurang dari Rp 1 juta dalam sebulan," ungkap Timothy melalui keterangan tulis, Selasa (31/10/2023).
Dari hasil survei yang dilakukan pada September 2023 terhadap 1.017 responden pria dan wanita di Indonesia, 55 persen responden menyatakan pernah melakukan pembayaran menggunakan paylater. Mayoritas penggunanya berasal dari Jawa (55 persen), dan didominasi oleh generasi milenial (63 persen) dari kelas sosial atas (59 persen).
Metode paylater ini pun biasa digunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan, seperti pembelian paket data/internet/listrik (48 persen), pakaian (48 persen), pengeluaran bulanan (35 persen), elektronik dan aksesoris (21 persen), gadget terbaru (19 persen), serta liburan (10 persen).