REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel telah mengerahkan beberapa sistem pertahanan udara miliknya sejak pecahnya pertempuran dengan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Sistem pertahanan itu tak hanya digunakan untuk mencegat serangan Hamas, tapi aktor lain di kawasan yang mendukung perlawanan Hamas terhadap Israel, misalnya kelompok Hizbullah dan milisi Houthi.
Sejauh ini Israel telah menggunakan sistem pertahanan udara Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow untuk melindungi wilayahnya dari serangan udara eksternal. Israel juga memiliki sistem pertahanan udara bernama Patriot.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel perdana mengerahkan sistem pertahanan udara Arrow ketika mencegat serangan roket dari arah Laut Merah pada Selasa (31/10/2023).
Mengutip penjelasan dari beberapa sumber, berikut pemaparan tentang masing-masing sistem pertahanan udara yang dimiliki Israel.
Iron Dome
Sistem Iron Dome pertama kali dikembangkan pada 2011. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara tercanggih di dunia. Iron Dome didesain untuk mencegat roket dan artileri jarak pendek.
Iron Dome terdiri dari baterai yang memiliki beberapa peluncur. Masing-masing peluncur mampu menampung 20 pencegat Tamir. Baterainya – yang terdiri dari radar dan sistem manajemen pertempuran – tersebar di seluruh Israel dan dapat bertahan hampir 60 mil persegi. Pencegat mampu menyerang proyektil dari jarak 40 mil.
Iron Dome adalah sistem pertahanan udara Israel yang paling terkenal. Penggunaan Iron Dome telah dimaksimalkan oleh Israel sejak terlibat pertempuran dengan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
David’s Sling
David’s Sling adalah lapisan berikutnya dari jaringan pertahanan udara Israel. Sistem pertahanan ini pun sudah digunakan Israel dalam menghadapi serangan Hamas yang dimulai 7 Oktober 2023 lalu.
Sistem David’s Sling mulai digunakan Israel pada 2017. David’s Sling, yang dikenal pula dengan nama “Magic Wand”, menembakkan pencegat Stunner (yang memiliki hulu ledak) untuk menghantam roket dan rudal jarak menengah hingga jauh pada jarak hingga 185 mil.
Sistem David's Sling mencakup unit penembakan rudal, radar kendali tembakan, stasiun manajemen pertempuran, dan pencegat. “David’s Sling secara signifikan memperkuat strategi pertahanan udara Israel dan merupakan faktor sentral dalam rangkaian pertahanan multi-tingkat Israel, memberikan perlindungan tambahan terhadap ancaman jarak pendek dan menengah, dan melengkapi kemampuan sistem Arrow dan Iron Dome,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel.
Arrow
Lapisan atas jaringan pertahanan udara Israel terdiri dari sistem Arrow. Menurut the Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arrow-2 pertama kali dikerahkan pada tahun 2000 dan kemudian diikuti oleh Arrow-3 pada 2017.
Kedua jenis sistem itu menggunakan pencegat dua tahap berbahan bakar padat untuk menyerang sasaran seperti rudal balistik jarak pendek dan menengah di atmosfer bagian atas. Masing-masing sistem mencakup peluncur, radar, dan sistem manajemen pertempuran.
“Arrow-3 berfungsi sebagai lapisan teratas dari susunan pertahanan Israel. Pencegatnya adalah rudal kelas dunia yang, bersama dengan Arrow-2, secara signifikan memperluas kemampuan pertahanan Negara Israel,” kata Kemenlu Israel dalam lembar faktanya.
“Kemampuan sistem Arrow-3 memungkinkan jangkauan yang lebih jauh, ketinggian yang lebih tinggi (ekso-atmosfer), dan serangan rudal balistik yang lebih tepat,” tambah Kemenlu Israel.
Patriot
Di luar ketiga sistem pertahanan sebelumnya, Israel juga merupakan satu dari hampir 20 negara yang mengoperasikan baterai pertahanan rudal MIM-104 Patriot. Ia merupakan sistem rudal permukaan-ke-udara yang dipasang di truk buatan Amerika Serikat (AS).
Patriot adalah sistem pertahanan udara dan rudal terbaik AS. Ia mampu melawan rudal balistik, rudal jelajah, pesawat terbang, drone, dan amunisi yang terpencar. Satu baterai terdiri dari delapan peluncur yang dipersenjatai dengan empat rudal pencegat. Masing-masing mampu melenyapkan sasaran di ketinggian hampir 80 ribu kaki.
Sistem Patriot yang dinilai sangat mumpuni turut menjadi berita utama selama setahun terakhir. Hal itu karena pasukan Ukraina menggunakannya untuk menangkis serangan udara Rusia, termasuk rudal.