Kamis 02 Nov 2023 10:13 WIB

Dolar AS Menguat Dipicu Langkah The Fed Pertahankan Suku Bunga

The Fed dinilai telah mencapai akhir siklus pengetatan kebijakan moneternya.

Karyawan menghitung mata uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (17/10/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menghitung mata uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) dipicu kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve, yang mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50 persen.

Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,22 persen menjadi 106,8894.

Baca Juga

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (1/11/2023) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun untuk kedua kalinya berturut-turut, meskipun perekonomian AS memiliki ketahanan di tengah tingginya suku bunga dan inflasi persisten yang melebihi target The Fed sebesar 2 persen.

Pernyataan terbaru The Fed mencatat bahwa dengan perolehan lapangan kerja yang masih kuat dan inflasi yang masih tinggi, bank sentral terus mempertimbangkan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi ke level 2 persen seiring berjalannya waktu.

Para ekonom ABN Amro mengatakan The Fed telah mencapai akhir dari siklus pengetatannya. "Kami pikir bulan Juli adalah kenaikan terakhir dalam siklus tersebut, dan pembacaan inflasi inti yang tidak terlalu buruk akan memberikan kepercayaan diri kepada FOMC untuk mempertahankan kebijakannya selama beberapa bulan mendatang. Kami terus memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga mulai Maret mendatang," kata mereka, dikutip dari Xinhua.

Di Amerika Serikat, indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur tercatat sebesar 46,7 persen pada Oktober, 2,3 poin persentase lebih rendah dibandingkan 49 persen yang tercatat pada September, berdasarkan data Institute for Supply Management pada Rabu (1/11/2023).

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0542 dolar AS dari 1,0582. Pound Inggris turun ke 1,2132 dolar AS dari 1,2150 dolar AS.

Sementara itu, dolar AS mencapai 150,9820 yen Jepang, lebih rendah dari 151,5660 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9088 franc Swiss dari 0,9092 franc Swiss. Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3873 dolar Kanada dari 1,3863 dolar Kanada dan dolar AS menguat menjadi 11,2053 krona Swedia dari 11,1587 krona Swedia.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement