Kamis 02 Nov 2023 23:38 WIB

Dibayangi El Nino, Produksi Padi di Indramayu Sudah Mencapai 1,5 Juta Ton

Gilir giring air disebut membuat pengairan lahan sawah bisa dimaksimalkan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Bupati Indramayu Nina Agustina mengikuti panen raya padi di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023). i
Foto: Republika/ Lilis Sri Handayan
Bupati Indramayu Nina Agustina mengikuti panen raya padi di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023). i

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Dibayangi kondisi kemarau panjang dampak fenomena iklim El Nino, produksi padi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, disebut terbilang tinggi. Pola gilir giring air yang diterapkan dinilai dapat memaksimalkan pengairan untuk lahan pertanian dan menyelamatkan tanaman padi dari ancaman kekeringan parah.

Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan, pada 2023 ini, hingga Oktober, produksi padi mencapai sekitar 1,5 juta ton dan berpotensi bertambah. “Masih ada yang belum panen, sehingga bisa mencapai 1,6 juta maupun 1,7 juta ton,” kata Nina, saat mengikuti panen raya padi di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Kamis (2/11/2023).

Baca Juga

Nina menyebut ada dampak dari kondisi kemarau panjang terhadap area persawahan, di mana ada yang sampai gagal panen. Namun, kata dia, hanya lima persen area yang mengalami gagal panen.

Menurut Nina, penerapan pola gilir giring air membuat sistem pengairan lahan persawahan petani bisa dimaksimalkan. “Dengan adanya surat edaran saya, gilir giring air semuanya pada kompak. Enggak ada yang namanya mafia air. Tentu ini demi kelancaran irigasi kita tetap maksimal untuk lahan petani,” katanya.