REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Dibayangi kondisi kemarau panjang dampak fenomena iklim El Nino, produksi padi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, disebut terbilang tinggi. Pola gilir giring air yang diterapkan dinilai dapat memaksimalkan pengairan untuk lahan pertanian dan menyelamatkan tanaman padi dari ancaman kekeringan parah.
Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan, pada 2023 ini, hingga Oktober, produksi padi mencapai sekitar 1,5 juta ton dan berpotensi bertambah. “Masih ada yang belum panen, sehingga bisa mencapai 1,6 juta maupun 1,7 juta ton,” kata Nina, saat mengikuti panen raya padi di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Kamis (2/11/2023).
Nina menyebut ada dampak dari kondisi kemarau panjang terhadap area persawahan, di mana ada yang sampai gagal panen. Namun, kata dia, hanya lima persen area yang mengalami gagal panen.
Menurut Nina, penerapan pola gilir giring air membuat sistem pengairan lahan persawahan petani bisa dimaksimalkan. “Dengan adanya surat edaran saya, gilir giring air semuanya pada kompak. Enggak ada yang namanya mafia air. Tentu ini demi kelancaran irigasi kita tetap maksimal untuk lahan petani,” katanya.