Jumat 03 Nov 2023 07:32 WIB

Petenis Tunisia Sumbangkan Hadiah Kemenangannya untuk Anak-Anak Palestina

Petenis Tunisia, Ons Jabeur menangis ketika dia berbicara tentang anak-anak Gaza.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Petenis Tunisia, Ons Jabeur menangis ketika dia berbicara tentang anak-anak Gaza.
Foto: AP/Charles Krupa
Petenis Tunisia, Ons Jabeur menangis ketika dia berbicara tentang anak-anak Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis Tunisia, Ons Jabeur, menangis ketika dia berbicara tentang anak-anak Gaza. Jabeur akan menyumbangkan sebagian dari hadiah uangnya kepada warga Palestina yang telah menderita akibat agresi pendudukan Israel selama hampir satu bulan.

Ribuan orang tak berdosa telah terbunuh dalam pengeboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza. Sebagian besar korban yang meregang nyawa adalah wanita dan anak-anak.

Baca Juga

Jabeur merupakan petenis peringkat tujuh dunia.  Usai kemenangannya atas Marketa Vondrousova di babak penyisihan grup final WTA 2023, ia menyatakan akan mendonasikan sebagian uang hadiahnya untuk Palestina.

“Saya sangat senang dengan kemenangan ini, namun akhir-akhir ini saya kurang bahagia, sejujurnya.  Situasi di dunia tidak membuatku bahagia," ujar Jabeur, dilansir Middle East Monitor, Kamis (2/11/2023).

Jabeur kemudian menangis mengingat anak-anak Palestina di Gaza yang menjadi korban perang. Ribuan anak-anak tidak berdosa itu telah dibunuh oleh bom Israel.

“Sangat sulit melihat anak-anak dan bayi meninggal setiap hari.  Ini memilukan.  Jadi, saya memutuskan untuk menyumbangkan sebagian dari hadiah uang saya untuk membantu rakyat Palestina.  Saya tidak bisa bahagia dengan kemenangan ini, dengan apa yang terjadi.  Maaf teman-teman, (saya tahu) ini seharusnya tentang tenis, tapi sangat membuat frustrasi melihat video (kematian) setiap hari. Saya ingin perdamaian di dunia ini dan itu saja," ujar Jabeur.

Video pidato bintang tenis itu beredar di media sosial. Warganet memuji Jabeur yang berani menyatakan dukungan untuk rakyat Palestina. Petenis Tunisia tersebut kerap menunjukkan solidaritasnya terhadap Palestina di media sosial. Dia selalu menyerukan diakhirinya kekerasan terhadap Palestina.

“Apa yang dialami warga Palestina selama 75 tahun terakhir sungguh tak terlukiskan.  Apa yang dialami oleh warga sipil yang tidak bersalah sungguh tidak dapat digambarkan,  tidak peduli apa agama mereka, atau apa asal usul mereka.  Kita semua ingin mencapai perdamaian.  Kedamaian adalah satu-satunya hal yang kita butuhkan dan pantas kita dapatkan.  Hentikan Kekerasan.  Bebaskan palestina," kata Jabeur.

Unggahan Jabeur diduga memicu kemarahan Israel yang menuntut Federasi Tenis Internasional dan Asosiasi Tenis Wanita menghukum juara Tunisia tersebut karena dukungannya terhadap rakyat Palestina. Israel menuduh Jabeur mendukung “organisasi teroris.”

Namun Kementerian Pemuda dan Olahraga Tunisia menyatakan dukungan penuhnya terhadap Jabeur.  Kementerian menekankan dukungan penuh dan tanpa syarat untuk semua atlet Tunisia yang mendukung perjuangan Palestina.

Jabeur membuat sejarah pada Juni 2021. Dia menjadi wanita Arab pertama yang memenangkan turnamen WTA, mengalahkan Daria Kasatkina dari Rusia di final Birmingham Classic.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement