Selasa 07 Nov 2023 06:56 WIB

DJPPR: Penerbitan Sukuk Negara Ritel dan Nonritel Belum Memenuhi Target Tahun 2023

ST011 diterbitkan dalam dua tenor, yakni dua tahun dan empat tahun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Dwi Irianti Hadiningdyah memaparkan materi dalam acara seminar nasional di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023). Seminar tersebut mengangkat tema Menghadapi Ketidakpastian Global Melalui Optimalisasi Pembangunan Ekonomi Syariah Berkelanjutan yang diikuti oleh tamu undangan dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Dwi Irianti Hadiningdyah memaparkan materi dalam acara seminar nasional di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023). Seminar tersebut mengangkat tema Menghadapi Ketidakpastian Global Melalui Optimalisasi Pembangunan Ekonomi Syariah Berkelanjutan yang diikuti oleh tamu undangan dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, penerbitan Sukuk Negara ritel dan non ritel sampai saat ini belum memenuhi target penerbitan tahun 2023. Hal ini lantaran masih ada beberapa penerbitan yang masih belum selesai dilaksanakan.

"Salah satunya Sukuk Tabungan seri ST011 yang baru saja dibuka masa penawarannya tanggal 6 November 2023, dan baru akan ditutup masa penawarannya pada 6 Desember 2023. Selain itu juga ada penerbitan domestik yang secara reguler dilakukan pemerintah, yaitu melalui lelang, yang baru akan selesai pada bulan Desember 2023," ujar Dwi kepada Republika dikutip Selasa (7/11/2023).

Baca Juga

Dwi melanjutkan, perihal ST011 diterbitkan dalam dua tenor, yaitu seri ST011T2 yang bertenor 2 tahun dan ST011T4 dengan tenor 4 tahun. Target penerbitan ST011 adalah sebesar Rp 10 triliun.

"Di mana porsi untuk masing-masing tenor nantinya akan melihat pada perkembangan pemesanan harian dari investor. Adapun pada penerbitan SBSN Ritel dual tranches sebelumnya, porsi dari seri bertenor lebih panjang sekitar 21 - 31 persen dari total total penerbitan," ujar Dwi.

Tujuan penerbitan Sukuk Tabungan Seri ST011T2 dan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan Seri ST011T4 secara daring adalah untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di SBSN ritel, memperluas basis investor dalam negeri dengan menyediakan alternatif investasi dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2023.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement