Selasa 07 Nov 2023 13:39 WIB

Sebut Pilpres Pertandingan Antaranggota Keluarga, Jokowi: Setelah Kompetisi Rukun Kembali

Jokowi mengaku kecewa karena banyak melihat drama perpolitikan dibanding adu gagasan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat peringatan HUT Partai Golkar di Jakarta, Senin (6/11/2023). HUT ke-59 Partai Golkar tersebut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Bacapres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto dan petinggi partai politik dari Koalisi Indonesia Maju.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat peringatan HUT Partai Golkar di Jakarta, Senin (6/11/2023). HUT ke-59 Partai Golkar tersebut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Bacapres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto dan petinggi partai politik dari Koalisi Indonesia Maju.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap setelah penyelenggaraan Pemilu 2024 nanti semua peserta pilpres bisa bersatu dan rukun kembali. Ia pun menyebut, pilpres kali ini merupakan pertandingan antaranggota keluarga sendiri yang sama-sama ingin membangun negara.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di puncak perayaan HUT ke-59 Partai Golkar di Jakarta, Senin (6/11/2023). “Setelah berkompetisi, saya setuju tadi Pak Prabowo bersatu kembali, rukun kembali. Ini adalah pertandingan antaranggota keluarga sendiri, antarsesama anak bangsa yang sama-sama ingin membangun negara kita Indonesia,” kata Jokowi.

Baca Juga

Ia juga mengingatkan agar para peserta pemilu yang berhasil menang dalam kompetisi nanti tidak jemawa. Sedangkan bagi peserta pemilu yang kalah tidak menjadi murka. Lebih lanjut, dalam sambutannya, Jokowi juga menekankan bahwa kompetisi politik di dalam negara demokrasi merupakan hal yang biasa dan wajar.

Selain itu, memiliki keinginan untuk menang dalam berkompetisi pun juga merupakan hal yang wajar. Namun, ia menegaskan agar semua pihak menunjukkan demokrasi yang berkualitas dan yang tidak memecah belah, saling menjelekkan, maupun saling memfitnah.

“Demokrasi yang ingin kita bangun adalah demokrasi yang membangun. Yang menghasilkan solusi terhadap masalah-masalah bangsa. Yang menghasilkan strategi, strategi untuk kemajuan bangsa,” ujar dia.

Jokowi pun kecewa karena akhir-akhir ini dirinya justru lebih banyak melihat banyaknya drama perpolitikan selama pertarungan pilpres. Padahal semestinya, seluruh peserta menampilkan pertarungan gagasan dan ide, bukan pertarungan perasaan.

“Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. Sinetron yang kita lihat mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya kan pertarungan-pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan,” kata Jokowi.

Menurut dia, jika yang terjadi adalah pertarungan perasaan, justru akan merepotkan semua pihak. Namun, Jokowi pun kemudian enggan melanjutkan pernyataannya tersebut.

“Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita. Tidak usah saya teruskan karena nanti ke mana-mana,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement