REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik masih menjadi pilihan investor untuk berinvestasi di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Hal ini tecermin dari pertumbuhan investor ritel maupun institusi.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor baru di pasar modal Indonesia mencapai 1,6 juta pada 2023. Dalam lima tahun terakhir, jumlah investor di pasar modal Indonesia telah meningkat lima kali lipat menjadi 11,9 juta investor.
Investor di pasar modal saat ini didominasi oleh investor muda atau generasi milenial dan gen Z. Menurut Direktur Utama BEI Iman Rachman, terjaganya partisipasi investor ritel turut diikuti meningkatnya partisipasi dari kalangan investor institusi.
"Hal ini mencerminkan keyakinan investor untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia masih cukup terjaga meski dihadapkan situasi ekonomi global dan domestik yang dipenuhi dg ketidakpastian," kata Iman dalam CEONetworking, Selasa (7/11/2023).
Dari sisi ekuitas saham, Iman melanjutkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) terus bergerak sideways sepanjang tahun ini dikisaran level 6.800. Total nilai kapitalisasi pasar saham telah menembus Rp 10.696 triliun rupiah, dengan RNTH sebesar Rp 10,5 triliun per hari.
Pencatatan saham juga masih terus bertumbuh hingga tahun ini. Sepanjang 2023, jumlah pencatatan saham baru telah dilakukan oleh 74 perusahaan, disertai pipeline 29 saham. Jumlah pencatatan saham baru ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dengan himpunan dana Rp 53,1 triliun.
Iman menyebut, pertumbuhan jumlah pencatatan saham di BEI sebesar 7,9 persen. Pencapaian tersebut melampaui pertumbuhan jumlah perusahaam tercatat diberbagai bursa global. Per September 2023, mayoritas masih bursa hanya mengalami pertumbuhan di level 1 persen-3 persen.
"Ke depan, BEI akan senantiasa melakukan penyempurnaan dan peluncuran produk baru untuk menyediakan produk investasi yang bervariasi untuk dapat memenuhi kebutuhan investor di pasar modal," kata Iman.