REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ) mengatakan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tidak memiliki perencanaan yang matang untuk antisipasi banjir di DKI Jakarta. Sebab, wilayah di Jakarta langsung banjir saat hujan turun.
"Karena sudah rutin pergantian cuaca seperti itu, mestinya Pemprov DKI sudah bisa mengantisipasinya. Antisipasi saat ini kurang komprehensif. Kurang menyeluruh," kata Taufik saat dikonfirmasi pada Selasa (7/11/2023).
Ia menyarankan Pemprov DKI agar mengevaluasi perbaikan-perbaikan seperti Sodetan Ciliwung. Menurutnya, sodetan tersebut efektivitasnya masih rendah.
"Musim hujan kali ini merupakan ujian untuk Sodetan Ciliwung yang baru diresmikan. Kalau ternyata efektivitasnya masih rendah maka bisa dievaluasi lagi untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan sebanyak 15 jiwa atau empat kepala keluarga (KK) di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, mengungsi akibat banjir.
BPBD DKI juga mencatat genangan Kelurahan Cawang tertinggi 130 sentimeter (cm) hingga Ahad (5/11/2023) siang pukul 13.30 WIB selama hujan lebat. "Terbaru di Kelurahan Cawang tertinggi 130 cm di RW 03/RT 004 yang sebelumnya tercatat 250 cm,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta.
Isnawa menyebutkan, genangan yang sebelumnya terjadi di 22 Rukun Tetangga (RT) menjadi 54 RT atau 0,175 persen dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta.
Adapun data wilayah terdampak, yakni Jakarta Selatan terdapat dua RT, yakni di Kelurahan Rawajati dengan ketinggian 60 sentimeter (cm) dan penyebabnya curah hujan tinggi. Kemudian, Kelurahan Kebon Baru dengan ketinggian 60 centimeter (cm) dan penyebaby curah hujan tinggi.