Rabu 08 Nov 2023 11:01 WIB

Orang Munafik Pura-Pura Beriman Padahal Memusuhi Mukmin

Orang munafik berupaya untuk mengelabui orang-orang beriman.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Munafik/ilustrasi
Foto: top-10-list.org
Munafik/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Orang munafik berupaya untuk mengelabui orang-orang beriman dengan perilakunya. Pengakuan iman mereka sebatas di lisan untuk mengelabui orang-orang Muslim, tetapi sejatinya hati mereka tidak beriman bahkan memusuhi Islam. Tentang sifat orang munafik ini ditegaskan lagi pada ayat 9 surat Al Baqarah.

يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ

Baca Juga

Artinya: Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. (Al Baqarah ayat 9).

Dalam tafsir tahlili ayat 9 surat Al Baqarah tafsir Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa orang-orang munafik itu menipu Allah dengan cara menipu Rasul-Nya yatu nabi Muhammad SAW. Menipu Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin ialah dengan memperlihatkan iman, kasih sayang dan menyembunyikan permusuhan dalam batin. 

Orang-orang munafik bergaul dengan kaum Muslimin untuk memata-matai dan kemudian menyampaikannya kepada musuh Islam. Orang-orang munafik menyebarkan permusuhan dan fitnah, untuk melemahkan barisan kaum Muslim. Akan tetapi usaha kaum munafik itu gagal dan sia-sia. Hati mereka bertambah susah, sedih dan dengki, sehingga pertimbangan-pertimbangan yang benar dan jujur untuk menilai kebenaran semakin lenyap dari mereka.

Karena itu sejatinya orang kafir itu menipu dirinya sendiri. Mereka sejatinya bukan menipu Allah, Rasul-Nya dan para mukminin, tetapi mereka menipu diri mereka sendiri. Akibatnya perbuatan mereka itu akan menimpa diri mereka sendiri, hanya saja mereka tidak menyadarinya. Kesadaran merupakan daya jiwa untuk menanggapi sesuatu yang tersembunyi, yang tersirat dari yang nyata atau yang tidak nyata.

Orang-orang munafik sejatinya menderita penyakit dalam jiwanya. Kian hari jiwa mereka pun semakin sakit hingga tak dapat menemukan kebenaran. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 10.

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ

Artinya : Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta. 

Dalam tafsir tahlili surat Al Baqarah ayat 10, dijelaskan pada ayat itu diterangkan tentang keburukan dusta atau sikap berpura-pura dan akibatnya. Dendam, iri hati dan ragu-ragu termasuk penyakit jiwa. Penyakit ini akan bertambah parah, bilamana disertai dengan perbuatan nyata. Misalnya rasa sedih pada seseorang akan bertambah dalam, apabila disertainya dengan perbuatan nyata, seperti menangis, meronta-ronta dan sebagainya.  Penyakit-penyakit dengki demikian itu terdapat dalam jiwa orang-orang munafik.

Oleh karena itu orang-orang munafik memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menipu dengan sikap pura-pura dan berusaha mencelakakan Rasul dan umatnya. Kemudian penyakit itu bertambah-tambah setelah melihat kemenangan-kemenangan Rasul. Setiap kali Rasul memperoleh kemenangan, bertambah pulalah penyakit mereka. Terutama sekali penyakit bimbang dan ragu-ragu, menimbulkan ketegangan jiwa yang sangat pada orang-orang munafik. Akal pikiran mereka bertambah lemah untuk menanggapi kebenaran agama dan memahaminya, bahkan panca indra mereka tidak mampu menangkap obyek dengan benar. 

Mereka mempunyai hati namun tak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata tapi tidak untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, mempunyai telinga tapi tak dipergunakan mendengar ayat-ayat Allah. Ini sebagaimana dapat ditemukan dalam surat Al A'raf ayat 179.

Bukti-bukti telah nyata, cahaya kebenaran yang terang benderang juga jelas bagi mereka, namun mereka enggan menerimanya, bahkan mereka tambah erat berpegang kepada pendiriannya yang lama. Cahaya terang menjadi gelap di mata mereka dan menjadi penyakit di hati mereka. Hati mereka bertambah susah disebabkan lenyapnya kepemimpinan mereka. Iri dan dengki tambah mendalam karena menyaksikan kukuhnya Islam dari hari ke hari. Akibat pendustaan mereka, yaitu mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir dan tipu daya mereka terhadap Allah, mereka akan menderita azab yang pedih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement