REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) mempromosikan dan memfasilitasi tujuh produk unggulan daerah dari sektor pertanian dan industri kecil menengah yang memiliki potensi besar untuk diekspor.
“Kita ingin masyarakat mampu mengolah produk atau bahan baku menjadi barang siap pakai yang memiliki nilai tinggi untuk diekspor,” kata Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel Nurul Fajar Desira di Banjarmasin, Rabu (8/11/2023).
Ia menyebutkan ketujuh produk ekspor unggulan tersebut, yakni kopi, kepiting mangrove, arwana, sarang walet, kayu gaharu, udang, ikan tangkap, dan belut. Meskipun jumlahnya masih terbatas, namun produk tersebut memiliki potensi ekspor sehingga perlu ditingkatkan jumlah produksinya.
“Pemerintah menginginkan daerah kita tidak hanya bergantung pada satu sektor saja seperti pertambangan. Sektor lain masih banyak yang berpotensi sehingga perlu program nyata untuk mewujudkan upaya tersebut,” ucapnya.
Kendati demikian, ketujuh produk itu perlu dikembangkan melalui berbagai pelatihan yang diberikan kepada para pelaku usaha dengan harapan semakin meningkatnya kualitas produk ekspor dari Kalimantan Selatan.
Dia menuturkan perekonomian di Kalimantan Selatan saat ini didominasi dari sektor pertambangan dengan angka yang disumbangkan sekitar 30 persen produksi total regional bruto (PTRB). Hal itu menjadi salah satu kendala yang membutuhkan waktu cukup lama untuk bertransformasi dari sektor pertambangan ke sektor lainnya.
Fajar menjelaskan pemerintah setempat melakukan berbagai upaya memunculkan produk unggulan lain untuk dijadikan sebagai komoditas yang akan dikembangkan sebelum diekspor.
Menurut dia, untuk mewujudkan ekspor yang memiliki daya saing global, perlu adanya inovasi dan terobosan baru dalam mengembangkan produk. Kemudian hal utama adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia agar mahir mengelola produk-produk lokal Kalimantan Selatan.
Ia meminta kerja sama seluruh pihak mulai dari pihak swasta hingga masyarakat secara umum untuk memberikan dukungan dan memfasilitasi pelaku usaha dalam pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai atau hilirisasi agar memiliki kualitas dan siap untuk diekspor.
“Pengembangan potensi ekspor ini untuk mewujudkan peningkatan ekonomi daerah yang berkelanjutan,” ujar Fajar.