Kamis 09 Nov 2023 14:27 WIB

Komisaris HAM PBB: Israel dan Hamas Sama-Sama Lakukan Kejahatan Perang

Turk mendesak semua pihak yang berkonflik untuk menyetujui 'gencatan senjata'

Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk pada Rabu (9/8/2023) mengatakan, musim panas yang ekstrem dan polusi di Irak selatan menunjukkan bahwa era pendidihan global telah dimulai.
Foto: AP
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk pada Rabu (9/8/2023) mengatakan, musim panas yang ekstrem dan polusi di Irak selatan menunjukkan bahwa era pendidihan global telah dimulai.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk menggambarkan penyanderaan oleh kelompok bersenjata Hamas dan "hukuman kolektif" yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina adalah kejahatan perang.

Turk, saat mengunjungi pos Rafah yang menjadi perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza, mengatakan: "Kekejaman yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Palestina pada tanggal 7 Oktober sangat keji, brutal, dan mengejutkan. Ini adalah kejahatan perang–begitu pula dengan penyanderaan yang terus berlanjut."

Baca Juga

"Namun, hukuman kolektif oleh Israel terhadap warga sipil Palestina juga merupakan kejahatan perang, seperti halnya evakuasi paksa terhadap warga sipil yang melanggar hukum,” ujar Turk.

Komisaris Tinggi itu menekankan bahwa "bahkan dalam konteks pendudukan selama 56 tahun, situasi saat ini adalah yang paling berbahaya selama beberapa dekade, yang tidak hanya dihadapi orang-orang di Gaza, di Israel, Tepi Barat, dan secara regional.

Turk minta semua pihak yang berkonflik untuk menyetujui 'gencatan senjata' sebagai hal mendesak. Dia mengatakan bahwa “tiga keharusan hak asasi manusia yang penting” harus dipenuhi. Pertama memastikan bahwa kebutuhan kemanusiaan terpenuhi secara memadai di seluruh Gaza. Kedua membebaskan “tanpa syarat dan segera” semua sandera yang ditahan sejak 7 Oktober. Ketiga, mendorong berakhirnya pendudukan dalam jangka panjang berdasarkan hak warga Palestina dan Israel untuk menentukan nasib sendiri.

Pada 7 November, Turk berangkat untuk kunjungan lima hari ke Timur Tengah, yang dimulai di Mesir. Agenda selanjutnya adalah mengunjungi Yordania pada Kamis dan Jumat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement