Kamis 09 Nov 2023 12:47 WIB

Laporan WHO: 509 Warga Palestina di Rumah Sakit Ikut Dibunuh Israel

509 warga Palestina itu termasuk pasien dan petugas kesehatan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina berduka atas jenazah kerabat mereka yang tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Maghazi, di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, di Jalur Gaza tengah.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina berduka atas jenazah kerabat mereka yang tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Maghazi, di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, di Jalur Gaza tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan baru bahwa serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan di wilayah pendudukan Palestina telah mengakibatkan kematian 509 warga Palestina, termasuk pasien dan petugas kesehatan. Serangan itu pun melukai 447 orang.

Menurut Sistem Pengawasan untuk Serangan terhadap Layanan Kesehatan (SSA) dari WHO, Israel telah melakukan 229 serangan terhadap rumah sakit dan pusat kesehatan di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober. Hanya, di Jalur Gaza saja, menurut laporan sebelumnya, terjadi 102 serangan terhadap fasilitas kesehatan dilakukan Israel hingga 5 November.

Baca Juga

Total terdapat 34 rumah sakit di Gaza, dengan kurang lebih 13 rumah sakit berkapasitas sekitar 2.000 tempat tidur yang dikelola langsung oleh Kementerian Kesehatan Palestina. Selain sejumlah poliklinik dan pusat kesehatan di bawah Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, organisasi amal juga menyediakan layanan medis penting di kawasan permukiman.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyediakan layanan kesehatan kepada lebih dari 70 persen populasi di Jalur Gaza. Beberapa fasilitas kesehatan juga dikelola oleh lembaga atau organisasi pemerintah seperti Bulan Sabit Merah Palestina dan Lembaga Bantuan Medis Palestina. WHO telah menyerukan perlindungan aktif terhadap warga sipil dan layanan kesehatan.

Banyak rumah sakit di Gaza utara telah dikosongkan, dan Israel telah mengebom lingkungan sekitar beberapa rumah sakit. Beberapa rumah sakit harus menghentikan operasinya karena kerusakan akibat pemboman atau kekurangan bahan bakar.

Pada 5 November, sekelompok dokter Israel mengeluarkan pernyataan yang mengeklaim bahwa Rumah Sakit Shifa di Jalur Gaza yang terkepung adalah basis kelompok bersenjata Palestina. Mereka tanpa ragu menyerukan pengeboman terhadap rumah sakit tersebut. Sebelumnya juga telah dikeluarkan pernyataan yang ditandatangani 47 rabbi yang menganjurkan pengeboman RS Shifa berdasarkan tuduhan serupa.

Menurut kantor mdia Pemerintah Gaza, akibat serangan Israel di Jalur Gaza, 16 rumah sakit menghentikan operasinya sepenuhnya dan 18 rumah sakit berfungsi sebagian. Akibat serangan Israel di Jalur Gaza, rumah sakit yang tidak beroperasi lagi antara lain Turkish Friendship Hospital, Beit Hanoun Hospital, Al-Wafa Hospital for Specialised Surgery and Medical Rehabilitation, Public Aid Hospital, Friends of the Patient Charitable Hospital, Al-Karama, Haifa Hospital, International Eye Hospital, Psychiatric Hospital, al-Durrah Children Hospital, Hamad Rehabilitation and Prosthetic Hospital, Dar al-Salaam Charitable Hospital, Al-Yemen al-Saeed Hospital, Saint John Eye Hospital, Al-Hayat Specialist Hospital, dan Yafa Specialised Medical Hospital.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement