Kamis 09 Nov 2023 15:39 WIB

UPH Berbagi Langkah Jitu Jadi Akuntan Sukses di Era Digital

Menyandang sertifikasi profesional memberikan beragam manfaat untuk karier akuntan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kebutuhan akan akuntan yang terampil dalam teknologi digital di Indonesia ke depan disebut semakin mendesak, mengingat saat ini hanya ada sekitar 53.000 akuntan untuk memenuhi kebutuhan 452.000
Foto: Reuters
Kebutuhan akan akuntan yang terampil dalam teknologi digital di Indonesia ke depan disebut semakin mendesak, mengingat saat ini hanya ada sekitar 53.000 akuntan untuk memenuhi kebutuhan 452.000

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan akan akuntan yang terampil dalam teknologi digital di Indonesia ke depan disebut semakin mendesak, mengingat saat ini hanya ada sekitar 53.000 akuntan untuk memenuhi kebutuhan yang mencapai 452.000 orang. Selain itu, laporan US News & World Report menunjukkan pertumbuhan pekerjaan akuntan sebesar 5,6 persen dari tahun 2021 hingga 2031. Itu menegaskan peran penting akuntan dalam dunia bisnis yang terus berkembang.

“Meskipun kemajuan teknologi akan mengubah praktik akuntansi secara signifikan, teknologi tidak akan sepenuhnya menggantikan peran para akuntan," ucap Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan (UPH) Wijaya Triwacananingrum lewat keterangannya, Rabu (8/11/2023).

Dia mengatakan, teknologi akan terus mengubah bagaimana akuntansi dilakukan, tetapi keterlibatan manusia dalam menerapkan pengetahuan, interpretasi, dan analisis akan tetap menjadi hal yang penting dalam dunia akuntansi. Tapi, para akuntan harus beradaptasi dan mengejar keterampilan-keterampilan baru untuk dapat berkembang di era digital.

Untuk meraih sukses di era digital sebagai seorang akuntan, ada empat langkah kunci yang perlu dipertimbangkan dan diupayakan. Pertama, meraih gelar sarjana. Di mana, kata dia, pendidikan tinggi menjadi pondasi penting dalam memasuki dunia akuntansi. Menurut Wijaya, memperoleh gelar sarjana dari perguruan tinggi akan memberikan keunggulan ketika mencari pekerjaan.

"Kemudian yang kedua, mengejar gelar lanjutan. Meskipun tidak wajib, meraih gelar master di bidang akuntansi dapat memperluas peluang sukses dalam karier," tutur dia.

Berikutnya, yakni sertifikasi profesional. Dia menjelaskan, menyandang sertifikasi profesional memberikan beragam manfaat bagi keberlangsungan karier seseorang. Dengan memiliki sertifikasi profesional di bidang akuntansi, maka seorang akuntan akan dianggap memiliki keahlian yang lebih tinggi dalam profesi tersebut. Selain itu, sertifikasi profesional juga dapat menjadi modal untuk mendapatkan kepercayaan dari perusahaan.

UPH menjadi salah satu universitas swasta di Indonesia yang dapat menunjang mahasiswanya untuk mendapatkan sertifikasi profesional di bidang akuntansi. Beberapa lembaga sertifikasi profesi akuntansi yang telah bekerja sama dengan Program Studi (Prodi) Akuntansi UPH.

Lembaga-lembaga itu, antara lain, The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) Chartered Accountants, Chartered Institute of Management Accountants (CIMA), Association of Chartered Certified Accountants (ACCA), CPA Australia, serta Accurate Brevet A dan B.

Langkah keempat adalah mengembangkan keterampilan teknologi. Dia menjelaskan, pada era digital saat ini, akuntan harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan mereka. Penguasaan aplikasi Akuntansi Digital, seperti Microsoft Power BI, menjadi nilai tambah dalam pengambilan keputusan bisnis.

Semua langkah ini dapat diwujudkan melalui peran pendidikan tinggi yang menghadirkan pembelajaran yang up to date dan terintegrasi dengan teknologi untuk melahirkan sumber daya manusia yang kompeten. Untuk itu, Prodi Akuntansi UPH menghadirkan konsentrasi atau peminatan Akuntansi Digital untuk mempersiapkan calon akuntan yang mampu mengikuti perkembangan zaman serta melek teknologi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement