REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, perluasan cakupan perang di Gaza tidak dapat dihindari karena meningkatnya agresi Israel. Amirabdollahian membuat pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani pada Jumat (10/11/2023).
“Karena meningkatnya intensitas perang terhadap warga sipil Gaza, perluasan cakupan perang menjadi tidak bisa dihindari,” kata Amirabdollahian, dilansir Aljazirah.
Secara terpisah, Amirabdollahian mengatakan bahwa waktu Israel untuk melanjutkan kejahatan di Gaza hampir habis. “Satu-satunya keuntungan dari (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu adalah dia membuat fondasi rezim Israel palsu semakin goyah dan menunjukkan wajah kriminal, kekerasan, dan agresif rezim Zionis dalam pembantaian perempuan dan anak-anak di Gaza. Tidak diragukan lagi, masa depan adalah milik Palestina,” ujar Amirabdollahian di media sosial, X.
Ketegangan regional dan bentrokan lintas batas telah meningkat sejak Hamas melakukan serangan mengejutkan Israel pada 7 Oktober, yang memicu perang Israel di wilayah Gaza. Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon, yang bersekutu dengan Hamas, saling bertukar serangan. Lebih dari 60 pejuang Hizbullah dan 10 warga sipil tewas. Kekerasan tersebut juga telah menewaskan sedikitnya tujuh tentara Israel dan satu warga sipil.
Amerika Serikat dan pasukan koalisi telah diserang setidaknya 40 kali di Irak dan Suriah oleh pasukan yang didukung Iran, ketika ketegangan meningkat akibat pengeboman Israel. Empat puluh lima tentara AS terluka.
Gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman juga telah melancarkan serangan rudal dan drone berulang kali terhadap Israel sejak 7 Oktober. Pekan lalu, AS mengerahkan kapal selam berkemampuan nuklir di Timur Tengah.