Jumat 10 Nov 2023 23:59 WIB

6 Pemicu Kerusakan Alam yang Diisyaratkan Alquran

Kerusakan di langit dan bumi akibat ulah manusia

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
[Ilustrasi] Tim gabungan tanggap bencana membersihkan material tanah longsor yang menutupi badan jalan utama Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
[Ilustrasi] Tim gabungan tanggap bencana membersihkan material tanah longsor yang menutupi badan jalan utama Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Perubahan iklim (Climate Change) telah mengakibatkan berbagai bencana alam di berbagai belahan bumi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 98 persen bencana alam yang terjadi di Indonesia  karena bencana hidrometeorologi sebagai dampak perubahan iklim.

Namun demikian masih banyak masyarakat yang tidak paham bahwa perubahan iklim adalah sebuah permasalahan kemanusiaan yang sangat serius untuk ditangani. 

Baca Juga

Para tokoh agama dunia pun telah menyerukan agar masyarakat dunia peduli dalam isu perubahan iklim. Salah satunya adalah Grand Syekh Al Azhar, Syekh Ahmad At Thayyeb yang menyerukan agar setiap orang melawan tindakan apapun yang merusak lingkungan dan meningkatkan krisis iklim. 

Para saintis telah sepakat bahwa terjadinya perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi  dari atmosfer global dan variabilitas iklim. Keadaan itu membuat cuaca tidak menentu atau terjadinya cuaca ekstrim yang mengakibatkan berbagai bencana alam. 

Alquran dalam surat ar-Rum ayat 41 telah menyebutkan bahwa semua kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia. 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS ar-Rum ayat 41).

Lafaz dzoharol fasad pada ayat ini berarti suul hal atau situasi yang buruk. Sehingga berbagai kemanfaatan di darat maupun di laut tidak bisa lagi dirasakan manusia.

Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan

Menukil keterangan Imam At Tahir Ibnu Asyur seorang Mufasir dari Tunisia bahwa yang dimaksud kerusakan di daratan adalah terjadinya berbagai bencana seperti paceklik ditandai kekurangan pangan, kematian dan kepunahan hewan.

Selain itu kekeringan dan wabah penyakit. Sedang kerusakan di lautan adalah hilangnya manfaat akibat ikan dan habitat laut berkurang karena tercemari. Akibatnya bumi menjadi tidak seimbang dan tidak nyaman bagi manusia. 

Berbagai bencana kemanusiaan yang diakibatkan perubahan iklim itu terjadi karena ulah manusia yang menyimpang, dengan melakukan kemaksiatan, kerusakan akhlak, serakah dan lain sebagainya. Sehingga bumi kehilangan keseimbangannya, dan bumi tidak nyaman lagi untuk dihuni. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement