REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — PT Pupuk Indonesia (Persero) siap memulai proyek pembangunan pabrik pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada akhir November ini. Pabrik ini akan menjadi yang pertama di wilayah Indonesia Timur dan akan menyuplai kebutuhan pupuk untuk kawasan pertanian di tanah Papua.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan, Presiden Joko Widodo akan melakukan peletakan batu pertama pada 24 November 2023 mendatang sebagai tanda dimulainya proyek. Pihaknya optimistis keberadaan pabrik itu akan membantu Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.
“(Pembangunan pabrik) sudah mulai tahun 1958, lalu 1972, terus terakhir bangun satu klaster 1982. Setelah lebih dari 40 tahun tidak ada pembangunan industri pupuk baru, kita akan mulai membangun satu klaster di Papua Barat,” kata Rahmad di Kompleks Pupuk Kujang, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (11/11/2023).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, proyek ini ditargetkan akan selesai 2028. Adapun kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 3.500 ton pupuk urea per hari atau 1,2 juta ton per tahun.
Rahmad menambahkan, pangsa pasar produksi dari pupuk di Fakfak ini tetap akan difokuskan untuk kebutuhan dalam negeri, terutama Papua. Menurut dia, selama ini petani di Papua harus menerima pupuk dengan harga yang lebih tinggi akibat faktor logistik yang tinggi.
“Tanah di Indonesia Timur subur sekali, tapi logistik mahal. Dulu bangun di Aceh, Sumatera Selatan, Cikampek (Jawa Barat), Gresik (Jawa Timur), terus di Kalimatan Timur. Di Indonesia Timur, Insya Allah pertanian akan tumbuh,” katanya.