REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pejabat pemerintah Israel mengatakan milisi Hizbullah di Lebanon menembakkan rudal anti-tank ke sebuah komunitas Israel di perbatasan. Israel mengatakan serangan itu melukai para pekerja utilitas. Serangan yang berlipat ganda dari Lebanon mengancam akan meningkat ke front lain dalam perang terbaru di Timur Tengah.
Militer Israel mengatakan mereka menyerang asal peluncuran dengan tembakan artileri. Perusahaan Listrik Israel mengatakan para pekerja di komunitas pedesaan Dovev terluka ketika sedang memperbaiki saluran listrik yang rusak dalam serangan sebelumnya.
Pada Ahad (12/11/2023) media Israel melaporkan enam orang terluka, termasuk satu orang yang kritis. Hizbullah mengatakan mereka meluncurkan peluru kendali terhadap "pasukan logistik milik tentara pendudukan yang akan memasang tiang transmisi dan alat penyadap dan mata-mata di dekat barak Dovev."
Rudal tersebut menghantam sebuah buldoser militer Israel dalam serangan terpisah. Tak lama setelah serangan tersebut, sirene serangan udara terdengar di Israel utara. Radio Angkatan Darat melaporkan sebuah rudal anti-tank lainnya ditembakkan dari Lebanon.
Serangan tersebut merupakan insiden paling serius yang melibatkan warga sipil sejak serangan udara Israel di Lebanon selatan pada 5 November lalu yang menewaskan seorang wanita dan tiga anak.
Sejak perang Israel-Hamas dimulai lima minggu lalu dengan serangan mendadak Hamas ke Israel selatan. Pasukan Israel dan Hizbullah yang merupakan sekutu Hamas bentrok di sepanjang perbatasan.
Meskipun sebagian besar terkendali, bentrokan meningkat intensitasnya ketika Israel melakukan serangan darat ke Gaza.
Sebelumnya militer melaporkan bahwa mereka menyerang sebuah sel militan di Lebanon yang berniat untuk melepaskan tembakan ke wilayah Israel.
Pada Sabtu (11/11/2023) malam Israel mengatakan drone militernya menghantam sel milisi yang mencoba meluncurkan rudal anti-tank di Israel utara, dekat kota Metula.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, UNIFIL, mengatakan salah satu pasukan penjaga perdamaiannya terluka oleh tembakan di dekat kota al-Qawza, Lebanon.
Tidak segera jelas dari mana asal tembakan itu atau apakah pasukan penjaga perdamaian itu menjadi sasaran atau terjebak dalam baku tembak. UNIFIL mengatakan mereka sedang menyelidikinya.