REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tanggul sungai yang ada di Kota Yogyakarta diperbaiki untuk menghadapi musim hujan. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta menyebut perbaikan tanggul dilakukan mengingat pada 2022 lalu ada sejumlah tanggul yang jebol saat musim hujan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Kota Yogyakarta Rahmawan Kurniadi mengatakan, perbaikan tanggul dilakukan agar nantinya saat intensitas hujan mulai tinggi, tanggul di sungai-sungai tidak jebol. Pemantauan dan pemetaan wilayah yang rawan juga dilakukan untuk menghadapi musim hujan yang mulai terjadi pada November 2023 ini.
Menurut Rahmawan, hingga saat ini kondisi di tiga sungai utama di Kota Yogyakarta, yakni Sungai Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat memiliki struktur tanggul tua. Untuk itu, perlu dilakukannya antisipasi agar tanggul tersebut tidak jebol saat terjadi peningkatan debit air sungai karena hujan.
“Sehingga saat hujan deras, aliran sungai dapat meningkat dan memicu tanggul jebol serta dapat mengakibatkan air masuk ke rumah-rumah warga. Oleh karena itu, butuh kesiapsiagaan dari pemerintah dan bekerja sama dengan warga tentunya,” kata Rahmawan, Senin (13/11/2023).
Selain tiga sungai utama tersebut, sungai lainnya di Kota Yogyakarta seperti Sungai Manunggal, Sungai Widuri, hingga Kali Tekik juga tidak lepas dari pemantauan dan pengawasan. Pihaknya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan instansi lainnya untuk mengantisipasi jebolnya tanggul sungai ini.
“Kita sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY untuk mengantisipasi tanggul jebol. Harapannya ketika intensitas hujan meningkat, kita sudah siap di lapangan,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa pada 2022 ada lima kelurahan di Kota Yogyakarta yang mengalami tanggul jebol. Mulai dari Kelurahan Wirobrajan, Kelurahan Prenggan, Kelurahan Rejowinangun, Kelurahan Bener, dan Kelurahan Pandeyan.
Sementara, selama 2023 hingga November ini belum ada laporan tanggul jebol. Hal ini karena belum adanya intensitas hujan yang meningkat, sehingga pihaknya melakukan upaya agar tidak terjadi tanggul jebol mengingat pada November ini sudah mulai masuk musim hujan di DIY.
Rahmawan juga mengimbau masyarakat untuk tidak membangun rumah/permukiman di pinggir sungai. Hal ini sebagai antisipasi agar saat debit air sungai meningkat dan tanggul jebol, diharapkan tidak menimbulkan dampak yang signifikan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta khususnya di wilayah bantaran sungai untuk tidak membangun rumah atau permukiman di pinggir sungai. Jika sewaktu-waktu intensitas hujan meningkat, harapannya warga tidak terkena imbas dari talud yang jebol,” katanya.