Selasa 14 Nov 2023 22:39 WIB

Sindiran Ganjar: Akhir-Akhir Ini Banyak 'Drama Korea' yang tak Perlu Terjadi

Capres Ganjar Pranowo menyindir akhir-akhir ini banyak 'drama korea' yang terjadi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Pendukung Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden No Urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Capres Ganjar Pranowo menyindir akhir-akhir ini banyak 'drama korea' yang terjadi.
Foto: Republika/Prayogi
Pendukung Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden No Urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Capres Ganjar Pranowo menyindir akhir-akhir ini banyak 'drama korea' yang terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyinggung banyaknya "drama Korea" yang terjadi jelang pengundian dan penetapan nomor urut untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ia menyinggung hal tersebut dalam forum yang dihadiri oleh pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar.

"Beberapa hari ini kita sedang disuguhkan untuk menonton drakor yang sangat menarik. Publik pendukung Ganjar-Mahfud saya berharap tenang, saya menghormati yang lain, drama-drama itulah yang sebenarnya tidak perlu terjadi," ujar Ganjar dalam sambutannya di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (14/11/2023) malam.

Baca Juga

Drama tersebut ditangkapnya bersama Mahfud bersama empat partai politik pengusungnya. Ada banyak suara dari berbagai elemen masyarakat yang menyampaikan kegelisahannya terhadap demokrasi yang terjadi saat ini.

"Malam ini memang seharusnya kita sedang memulai, memulai sesuatu perayaan demokrasi melalui pemilu, dan namun melihat situasi belakangan ini tentu kami mendengarkan banyak pihak," ujar Ganjar.

"Kita menangkap apa yang menjadi kegelisahan suasana kebatinan yang muncul di masyarakat. Ada tokoh agama, ada guru-guru bangsa, ada seniman, ada budayawan, ada temen-temen jurnalis, ada para pemred, para aktivis mahasiswa, dan semuanya sedang menyuarakan kegelisahan itu," sambungnya.

Seluruh elemen harus memastikan bahwa arah reformasi dapat dituntaskan. Demokrasi yang berjalan jujur, adil, dan harus diselenggarakan dengan betul-betul membawa integritas yang jauh dari korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).

"Inilah amanat reformasi dan inilah amanat konstitusi yang sekarang kita pegang, dan tentu kita musti menyelamatkan seluruh golongan, seluruh kelompok masyarakat, dan bagaimana sejatinya kita menjaga NKRI," ujar mantan gubernur Jawa Tengah itu.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menggelar rapat pleno pengundian dan penetapan nomor urut pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Forum tersebut telah menetapkan nomor urut dari pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Nomor urut 1 adalah pasangan Anies-Muhaimin. Pasangan tersebut diusung oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat.

Selanjutnya nomor urut 2 adalah pasangan Prabowo-Gibran. Mereka diusung oleh Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima.

Terakhir adalah pasangan Ganjar-Mahfud yang mendapatkan nomor urut 3. Pasangan tersebut diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement