REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui Program Studi (Prodi) Teknologi Informasi, Universitas Siber Indonesia atau Cyber University berikan pemahaman Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kepada mahasiswa dan masyarakat luas. Hal tersebut terbukti dari suksesnya kegiatan webinar yang bertajuk 'Generative AI & Bonus Demography: A Double-Edged Sword for Indonesia', pada Jumat (27/10/2023) lalu, secara online melalui Zoom.
Webinar tersebut berhasil memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya memahami keterkaitan antara Generative AI dan demografi dalam konteks Indonesia. Pemahaman tersebut disampaikan oleh narasumber yang merupakan seorang Master student of Columbia University, Satria AW Bakri.
Ketua Prodi Teknologi Informasi Cyber University yang dulunya bernama BRI Institute, Rika Widyastuti mengatakan para peserta berhasil meresapi bagaimana teknologi dapat menjadi alat yang berharga dalam mengatasi isu-isu demografis yang berkembang. "Generative AI & Bonus Demography: A Double-Edged Sword for Indonesia secara ringkas mencerminkan pembahasan tentang dampak teknologi Generative AI dan bonus demografi di Indonesia, yang dapat menjadi sumber tantangan sekaligus peluang bagi negara ini. Tema ini menekankan kompleksitas keterkaitan antara teknologi dan perubahan demografis dalam konteks pembangunan Indonesia," ujarnya dalam rilis tertulis, Rabu (15/11/2023).
Di samping itu, ia pun mengakui narasumber sangat jelas dalam menguraikan pengaruh positif Generative AI dalam mengatasi berbagai aspek demografi yang kompleks di Indonesia. Sehingga, para peserta mendapat pemahaman baru tentang bagaimana teknologi ini dapat menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup.
"Untuk itu, kami dari civitas akademika Cyber University sebagai kampus fintech (financial technology) pertama di Indonesia mengucapkan banyak terima kasih kepada narasumber. Pasalnya, telah bersedia berbagi wawasan yang berharga kepada seluruh peserta yang telah aktif berpartisipasi dalam diskusi ini," katanya.
Ia pun berharap webinar kali ini akan menjadi awal dari diskusi yang lebih luas tentang peran teknologi dalam menghadapi tantangan demografi di Indonesia. "Sehingga kita juga bisa lebih tahu bagaimana caranya menjadikan bonus demografi sebagai aset berharga bagi pembangunan negara," ujarnya.