Rabu 15 Nov 2023 17:07 WIB

Warga Sekitar Situ Bagendit Garut Dilatih Buat Kerajinan dari Eceng Gondok 

Pemda mendukung warga Situ Bagendit jadi terampil.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Erdy Nasrul
Wabup Garut Helmi Budiman memimpin Pelaksanaan pembersihan area Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Rabu (26/7/2023).
Foto: Dok Diskominfo Kabupaten Garut
Wabup Garut Helmi Budiman memimpin Pelaksanaan pembersihan area Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Rabu (26/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menggelar pelatihan untuk membuat kerajinan berbahan dasar eceng gondok pada Selasa (14/11/2023). Pelatihan yang akan dilakukan selama tiga hari itu melibatkan 50 orang peserta, termasuk warga sekitar Situ Bagendit dan perajin setempat. 

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Ridwan Effendi, mengatakan bahwa pelatihan itu bertujuan memberikan nilai tambah pada potensi yang selama ini dianggap bermasalah. Pasalnya, selama ini keberadaan eceng gondok, terutama di area Situ Bagendit kerap kali menjadi malahan. Padahal, eceng gondok dinilai dapat meningkatkan ekonomi ketika dimanfaatkan untuk bahan dasar kerajinan.

Baca Juga

"Kami fasilitasi hal (pelatihan) ini. Harapannya, yang dulunya jadi masalah bisa menjadi berkah," kata dia, Selasa.

Menurut Ridwan, potensi eceng gondok tidak hanya sebagai bahan kerajinan kreatif. Ia menyebutkan, eceng gondok juga dapat dijadikan pupuk organik dan bahan pendukung bangunan.

Pihaknya akan terus melakukan tindak lanjut dari pelatihan itu. Setelah pelatihan itu dilakukan, pihaknya akan melakukan pengembangan sumber daya manusia dan pemasaran produk berbahan dasar eceng gondok.

"Mudah-mudahan ini bisa jadi inspirasi," kata Ridwan. 

Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Garut Diah Kurniasari berharap para peserta dapat menghasilkan karya unggulan melalui eceng gondok. Pasalnya, eceng gondok tersedia melimpah di Situ Bagendit.

"Harus (jadi produk unggulan). Kan kita punya batik, punya kulit, ada akar wangi, ada sutra bulu. Nah sekarang kita coba lah eceng gondok," kata dia.

Tak hanya itu, Diah juga berharap para peserta yang hari ini mengikuti kegiatan pelatihan, bisa membagikan kembali ilmu yang di dapat, kepada masyarakat sekitar. Terlebih, ia menilai jika produksi kerajinan eceng gondok ini relatif tidak memerlukan modal yang besar.

"Mereka harus jadi role model ya, jadi mereka memberi pelatihan lagi untuk sekitarnya," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement