REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat hingga September 2023 ini, realisasi pembangkit baru yang beroperasi pada acuan RUPTL 2021 - 2030 telah mencapai 8,6 Gigawatt (GW). Dari 8,6 GW tersebut, 1,35 GW berasal dari pembangkit EBT.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menjelaskan pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit EBT. Hingga tahun 2030 mendatang, ada pembangkit EBT dengan total kapasitas 20,9 GW.
"Kami mentargetkan nantinya kebutuhan listrik di Indonesia akan dipasok dari sumber energi bersih. Kami mendorong PLN untuk mendorong penyelesaian pembangkit sesuai target," kata Jisman di Komisi VII DPR RI, Rabu (15/11/2023).
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Yudo Dwinanda Priaadi menambahkan pemerintah akan terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT. Pada tahun 2021, terdapat 1,1 GW pembangkti EBT yang beroperasi. Sedangkan di tahun 2022 terdapat 172 MW dan tahun ini mencapai 1,35 GW.
"Diproyeksikan meningkat hingga 2.574 MW (2,5 GW), termasuk pembangkit EBT 115 MW," kata Yudo.
Sementara pada 2024 ditargetkan 2,2 GW, dan proyeksi penambahan pembangkit 5,2 GW, termasuk pembangkit EBT 794 MW. Lalu pada tahun 2025 ditargetkan 7,8 GW, dan proyeksi penambahan mencapai 5,380 GW, termasuk EBT 1,5 GW.