REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie, menyatakan demokratisasi di Indonesia tidak boleh berhenti.
"Demokrasi ini bukan satu hal yang statis, tetapi memang satu hal yang dinamis; dan seperti kita lihat di berbagai negara di dunia ini, bahwa demokrasi yang sudah ratusan tahun berdiri di negara tersebut tidak berarti sudah dalam posisi aman dan tidak akan mengalami kemunduran," kata Ilham saat peluncuran Habibie Democracy Forum (HDF) di Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu(15/11/2023).
Ilham mengatakan, proses demokrasi suatu negara harus harus disertai dengan peran kuat dari masyarakat sipil.
"Demokrasi harus selalu dibarengi dengan civil society yang kuat, proaktif, dan kolaboratif, serta mau membangun bersama dengan pemerintah dan juga sektor demokrasi lainnya sebagai tata kelola sistem pemerintahan negara tersebut," jelas putra pertama presiden ke-3 RI BJ Habibie itu.
Ilham mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergerak dan bersinergi bersama dalam mengawal, mengembangkan, dan memajukan demokrasi sebagai syarat terwujudnya bangsa Indonesia yang adil dan sejahtera.
"Kita ikut sama-sama membangun fondasi untuk bisa menyelenggarakan pemilu yang lebih adil dan demokratis," tambahnya.
Ilham mengatakan BJ Habibie mendirikan The Habibie Center untuk memperjuangkan demokrasi Indonesia menuju demokrasi yang inklusif. "Visi daripada The Habibie Center adalah negara modern dan demokratis berdasarkan integritas nilai-nilai moral budaya dan agama," katanya.
Melalui Habibie Democracy Forum yang diluncurkan The Habibie Center perdana pada 2023, Ilham mengatakan tujuannya ialah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai dan praktik demokrasi di Indonesia.
"Kami berbagi perspektif dan memberikan rekomendasi-rekomendasi terhadap upaya memajukan dan memperkuat demokrasi, serta mendorong kerja sama dan kolaborasi antarpemangku kepentingan sebagai komitmen, dedikasi, dan semangat Bapak B J Habibie dalam membangun nilai-nilai demokrasi di Indonesia yang menjadi inspirasi," ujar Ilham.