Sabtu 18 Nov 2023 13:45 WIB

Anies Baswedan Singgung Ketimpangan di Hadapan Ulama

Anies menilai pembangunan di Tanah Air sebaiknya fokus pada pemerataan ekonomi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus raharjo
Calon Presiden Anies Baswedan menyampaikan pidato kebangsaan saat acara deklarasi Garda Matahari di Gedoeng Joeang 45, Menteng, Jakarta, Jumat (17/11/2023). Garda Matahari mendeklarasikan dukungan pada Pilpres 2024 untuk pasangan Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar sebagai sebuah ikhtiar politik dalam menegakan keadilan dan demokrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Calon Presiden Anies Baswedan menyampaikan pidato kebangsaan saat acara deklarasi Garda Matahari di Gedoeng Joeang 45, Menteng, Jakarta, Jumat (17/11/2023). Garda Matahari mendeklarasikan dukungan pada Pilpres 2024 untuk pasangan Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar sebagai sebuah ikhtiar politik dalam menegakan keadilan dan demokrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan menyinggung maraknya ketimpangan yang terjadi di Indonesia saat berpidato di hadapan para ulama. Anies bersama Calon Wakil Presidennya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memenuhi undangan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di kompleks Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor pada Sabtu (18/11/2023).

Di hadapan para ulama, Anies berjanji untuk mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia dimana pun berada. "Hari ini ketimpangan adalah potret indonesia, karena itu ikhtiar kita kembalikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Anies dalam pidato sambutannya, Sabtu (18/11/2023). 

Baca Juga

Anies menegaskan pemerintah Indonesia perlu menemukan solusi mencegah berlarutnya ketimpangan. Menurut mantan gubernur DKI Jakarta ini, ketimpangan dipandang sebagai sumber bagi masalah lain. 

"Republik ini punya tantangan hadirkan NKRI, ketimpangan jadi tantangan," ujar Anies. 

Anies juga menyindir perspektif pembangunan yang selama ini digunakan di Tanah Air. Menurutnya, sebaiknya fokus diarahkan kepada pemerataan ekonomi. "Kami akan luruskan paradigma pembangunan yang tadinya fokus ke pertumbuhan tapi ke pemerataan juga," ujar Anies. 

Anies mengibaratkan pertumbuhan ekonomi sebagai kue yang mestinya dibagikan kepada rakyat. "Membesarkan kuenya baik tapi membagikan kuenya lebih baik. Jangan yang nikmati hanya sebagian saja," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Selain itu, Anies mengingatkan pembangunan di Indonesia perlu disesuaikan berdasarkan pendekatan kewilayahan. Sebab masing-masing wilayah dianggap berbeda kebutuhannya. "Pendekatan selama ini sektoral padahal perlu teritorial. Fokus ke wilayah karena kebutuhannya beda antara Sulawesi, Jawa, Kalimatan," ucap Anies. 

Diketahui, kegiatan Ijtima Ulama hari ini diadakan oleh tiga kelompok. Yakni, Front Persaudaraan Islam, Persaudaraan Alumni 212, dan Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama.

Para tokoh kelompok tersebut yang hadir ialah Ketua Majelis Syuro PA 212 Yusuf Martak, Sekretaris Dewan Syuro PA 212 Slamet Maarif, Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin. Tercatat, PA 212 dan GNPF Ulama menggelar Ijtima Ulama pada 2019.

Tujuannya pun sama guna menentukan capres-cawapres yang didukung dalam hajatan Pilpres. Pada 2019, kelompok tersebut mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement