REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Lebih dari 100 dokter Rusia menandatangani surat terbuka yang meminta seniman yang ditangkap karena aksi protes perang Ukraina, Sasha Skochilenko, segera dibebaskan. Seniman dan musisi itu divonis tujuh tahun penjara karena mengganti label harga di pasar swalayan dengan pesan antiperang.
Dalam surat yang ditujukan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin itu mereka memperingatkan masa hukuman Skochilenko dapat menimbulkan "penurunan signifikan" kesehatan seniman berusia 33 tahun itu.
Dalam surat mereka, Sabtu (18/11/2023) para dokter mengatakan Skochilenko "didiagnosa sejumlah penyakit kronis yang membutuhkan pengawasan medis yang tepat dan pola makanan khusus." Surat itu juga menunjukkan kemarahan para dokter atas "ketidakadilan yang jelas dalam vonisnya."
Pengadilan Rusia memvonis Skochilenko pada Kamis (16/11/2023) lalu. Ia ditangkap di St. Petersburg pada April 2022 lalu dan didakwa menyebarkan informasi palsu mengenai militer dengan pesan antiperang di Ukraina.
"Tentara Rusia mengebom sebuah sekolah seni di Mariupol. Sekitar 400 orang bersembunyi di dalamnya dari penembakan," tulis Skochilenko dalam pesan antiperangnya.
"Tentara wajib militer Rusia dikirim ke Ukraina. Nyawa anak-anak kami adalah harga dari perang ini," tulisnya di pesan yang lalu.
Seorang pelanggan di supermarket yang menemukan slogan-slogan itu melaporkannya kepada pihak berwenang. Skochilenko tidak menyangkal, tetapi menolak tuduhan menyebarkan informasi yang tidak benar.
Penangkapan Skochilenko terjadi sekitar sebulan setelah pihak berwenang mengadopsi undang-undang yang secara efektif mengkriminalisasi setiap ekspresi publik tentang perang yang menyimpang dari garis resmi Kremlin.
Undang-undang tersebut telah digunakan untuk menghukum para politisi oposisi, aktivis hak asasi manusia, dan warga negara biasa yang kritis terhadap Kremlin, dan banyak di antaranya yang dijatuhi hukuman penjara yang panjang.
Karena Skochilenko ditahan selama hampir 19 bulan sebelum persidangannya, hukuman tujuh tahun penjara yang dijatuhkan kepadanya akan dikurangi lebih dari dua tahun karena setiap hari yang dihabiskan di pusat penahanan pra-persidangan dihitung sebagai 1,5 hari masa tahanan di lembaga pemasyarakatan.
Namun, pengacara dan rekan-rekannya mengatakan, selama berada dalam tahanan, ia sangat kesulitan karena masalah kesehatan yang meliputi kelainan jantung bawaan, gangguan bipolar, dan penyakit celiac.
Kelompok hak asasi manusia paling terkemuka di Rusia, Memorial, salah satu pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2022, menyatakan Skochilenko sebagai tahanan politik.
Menurut kelompok hak asasi manusia yang memantau penangkapan politik dan memberikan bantuan hukum, OVD-Info sebanyak 19.834 orang Rusia ditangkap antara 24 Februari 2022, ketika perang di Ukraina dimulai, hingga akhir Oktober tahun ini karena berbicara atau berdemonstrasi menentang perang.