Selasa 21 Nov 2023 19:47 WIB

Ongkos Haji Diusulkan Naik, Apa Saja Komponen yang Berpengaruh pada Kenaikannya?  

Kenaikan Bipih 2024 yang diajukan pemerintah masih sebatas usulan

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Jamaah Haji Indonesia tengah berdoa sebelum keberangkatan menuju Tanah Suci. (ilustrasi). Kenaikan Bipih 2024 yang diajukan pemerintah masih sebatas usulan
Foto: DPR RI
Jamaah Haji Indonesia tengah berdoa sebelum keberangkatan menuju Tanah Suci. (ilustrasi). Kenaikan Bipih 2024 yang diajukan pemerintah masih sebatas usulan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Anggota Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis menyampaikan bahwa banyak komponen yang naik dari Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1445 H/ 2024 M. Sehingga pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan angka BPIH tahun 2024 rata-rata sebesar Rp 105 juta. 

Iskan menyampaikan, beberapa komponen yang diusulkan oleh Kemenag belum final, karena baru usulan saja. Di antara beberapa komponen yang angkanya naik adalah konsumsi jamaah haji di Makkah naik 6 persen dari tahun lalu menjadi Rp 6.630.405. Biaya penerbangan juga naik 10 persen dari tahun lalu menjadi Rp 36.018.391.

Baca Juga

Iskan mengatakan, pelayanan umum di Arab Saudi juga naik 217 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 14.757. Akomodasi di Makkah naik 10 persen dari tahun lalu menjadi Rp 19.852.815. "Itu belum final, baru usulan Kementerian Agama," kata Iskan kepada Republika Selasa (21/11/2023)

Iskan mengungkapkan, komponen-komponen pada BPIH 2024 yang diusulkan memang terjadi kenaikan yang besar sekali. Ada yang naiknya 10 persen, ada yang 20 persen, bahkan ada yang sampai ratusan persen. Misalnya visa haji biayanya naik 300 persen.

Iskan mengatakan, pada penyelenggaraan haji 2023 layanan Masyair di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) sudah mahal karena harganya naik. Tahun ini harganya dinaikkan lagi oleh pihak penyedia layanan Masyair. Makan yang awalnya dua kali sekarang dipaksain tiga kali.

Ia menegaskan, jadi komponen yang naik harganya layanan di Arab Saudi termasuk layanan di dalam negeri misalnya biaya asuransi yang naik harganya.

Baca juga: Tak Hanya Alquran dan Hadits, Kehancuran Yahudi Israel Juga Diisyaratkan Bibel?

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama (Dirjen PHU Kemenag), Hilman Latief menjelaskan, usulan BPIH 2024 yang disampaikan pemerintah ke DPR RI lebih tinggi dibanding biaya haji 2023.

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab, antara lain kenaikan kurs baik Dolar AS maupun Riyal Arab Saudi, dan penambahan layanan. 

"Biaya Haji 2023 disepakati dengan asumsi kurs 1 Dolar AS sebesar Rp 15.150 dan 1 Riyal Arab Saudi sebesar Rp 4.040. Sementara Usulan Biaya Haji 2024 disusun dengan asumsi kurs 1 Dolar AS sebesar Rp 16.000 dan 1 Arab Saudi sebesar Rp 4.266," kata Hilman melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Selasa (14/11/2023).

Hilman mengatakan, kalau dicek... 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement