REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perempuan mendesak pemerintah Indonesia secepatnya menyalurkan bantuan kepada pengungsi Rohingya. Mereka hingga saat ini masih berada dalam posisi yang kesulitan seusai tiba di laut Aceh Utara.
"Saat ini kita membutuhkan yang pertama adalah memastikan kita memberikan bantuan segera yang memang sangat dibutuhkan karena sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak," kata Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani saat ditemui dalam Sosialisasi Dengar Keterangan Umum (DKU) Nasional tentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia pada Selasa (21/11/2023).
Andy menyebut pemerintah perlu membuat kebijakan yang lebih baik soal penerimaan pengungsi Rohingya. Sebab Andy mengamati para pengungsi yang datang ke Indonesia bukan untuk tinggal, melainkan hanya transit untuk ke negara lain.
"Hampir semua pengungsi yang datang ke Indonesia tidak sedang bertujuan ke Indonesia tapi Indonesia menjadi tempat transitnya, tapi waktu transit bisa sangat panjang sehingga terkatung-katung," ujar Andy.
Andy mendorong Pemerintah Indonesia membuat skema yang lebih baik secara kebijakan dan infrastruktur bagi kebaikan pengungsi Rohingya. Ini mencakup dengan merangkul kerja sama pihak lain.
"Ini termasuk organisasi internasional yang memang punya fokus pada isu pengungsian," ujar Andy.
Diketahui para pengungsi tersebut ditolak warga Pidie, Aceh ketika ingin berlabuh pada 16 November 2023 dengan membawa 247 pengungsi.
Dalam kurun waktu sepekan terakhir Aceh tercatat didatangi lima gelombang pengungsi Muslim Rohingya, yakni tiga kapal di wilayah Kabupaten Pidie, satu kapal di Bireuen dan satu kapal di Aceh Timur.
Kedatangan kapal terakhir yang membawa 249 imigran di wilayah Jangka Bireuen pada Kamis (16/11/2023) ditolak warga. Kemudian mereka pindah ke pesisir Aceh Utara, dan juga mendapatkan penolakan setelah diberi makanan hingga pakaian.
Selanjutnya, secara diam-diam para imigran tersebut pada Ahad (19/11) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB mereka mendarat ke wilayah tempat pendaratan ikan (TPI) Lapang Barat Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen.