Kamis 23 Nov 2023 21:51 WIB

Tujuh Faktor Terpeliharanya Autentisitas Alquran

Alquran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Alquran  (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Alquran merupakan Kalamullah turun dalam masa sekitar 22 tahun, atau tepatnya menurut sementara ulama, 22 tahun dua bulan 20 hari. Lantas apa saja faktor terpeliharanya autentisitas Alquran sebagai Kalamullah?

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihah dalam buku Membumikan Alquran menjabarkan bukti-bukti autentisitas Alquran yang tidak pernah berubah sejak awal mula diturunkan. Berikut penjabarannya:

Baca Juga

Pertama, masyarakat Arab yang hidup pada masa diturunkannya Alquran adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab—bahkan sampai kini—dikenal sangat kuat.

Kedua, masyarakat Arab—khususnya pada masa turunnya Alquran—dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja. Kesederhanaan ini menjadikan mereka memiliki waktu luang yang cukup, di samping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.

Ketiga, masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusasteraan; mereka bahkan melakukan perlombaan-perlombaan dalm bidang ini pada waktu-waktu tertentu.

Keempat, Alquran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan bukan saja bagi orang-orang Mukmin tetapi juga bagi orang kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Alquran yang dibaca oleh kaum Muslim.

Di samping mengaggumi keindahan bahasa Alquran, juga mengagumi kandungannya. Serta meyakini bahwa ayat-ayat Alquran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kelima, Alquran, demikian pula Rasulullah SAW, menganjurkan kepada umat Islam memperbanyak membaca dan mempelajari Alquran. Dan anjuran tersebut mendapat sambutan yang hangat.

Keenam, ayat-ayat Alquran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Di samping itu, ayat-ayat Alquran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.

Ketujuh, dalam Alquran, demikian pula hadits-hadits Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati dalam menyampaikan berita—lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement