Jumat 24 Nov 2023 11:43 WIB

Menteri ESDM: Proyek Tangguh Train 3 Jadi Tulang Punggung Energi Rendah Emisi

Di masa transisi kebutuhan gas akan meningkat sebab gas lebih rendah emisi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif berfoto bersama dengan pekerja Tangguh Train 3 asal Papua saat peresmian Proyek LNG terbesar di Indonesia, Jumat (24/11/2023).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif berfoto bersama dengan pekerja Tangguh Train 3 asal Papua saat peresmian Proyek LNG terbesar di Indonesia, Jumat (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BINTUNI -- Pemerintah meresmikan beroperasinya proyek Tangguh Train 3 sebagai proyek LNG terbesar di Indonesia. Lewat proyek ini, kebutuhan gas dalam negeri selama masa transisi energi bisa terpenuhi.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, saat masa transisi ini kebutuhan gas nasional akan meningkat. Sebab, gas merupakan salah satu energi alternatif yang lebih rendah emisi dibandingkan minyak bumi ataupun batu bara.

Baca Juga

"Peresmian ini menandai dimulainya operasi komersil dari Train 3 dan menegaskan kontribusi Tangguh terhadap ketahanan energi bangsa dan dukungannya yang kuat pada program transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) tahun 2060," kata Arifin di Teluk Bintuni, Jumat (24/11/2023).

Arifin juga menjelaskan selain beroperasi penuh, Birtish Petroleum (BP) sebagai operator LNG Tangguh juga akan mengembangkan Proyek Ubadari CCUS (UCC). Proyek ini merupakan proyek CCS yang paling terdepan dan akan menjadi CCS Hub pertama di Indonesia, dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 hingga 1,8 Gt.

Selain menghasilkan tambahan produksi gas, proyek ini ini akan menginjeksikan sekitar 30 juta ton CO2 sampai tahun 2035 ke reservoir yang ada.

"Proyek-proyek hilirisasi tersebut merepresentasikan ketangguhan atau daya tahan industri hulu migas Indonesia dalam menjalankan tugasnya di tengah dinamika dan tantangan baik yang bersifat global maupun nasional", ujar Arifin.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement