Senin 27 Nov 2023 07:07 WIB

Pentingnya Beribadah dengan Ilmu, Menghindarkan Diri dari Kesesatan

Kedudukan orang yang memiliki ilmu lebih tinggi dibanding orang yang ahli ibadah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi. Muslim Nepal
Foto: EPA-EFE/NARENDRA SHRESTHA
Ilustrasi. Muslim Nepal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap menunaikan ibadah harus didasari dengan ilmu, sehingga ibadah yang dikerjakan tidak tertolak, sia-sia atau agar tidak melenceng dari syariat. Oleh karena itu, kedudukan orang yang memiliki ilmu lebih tinggi dibanding orang yang ahli ibadah.

Sebagaimana dalam kitab at Targib wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Thabrani.

Baca Juga

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَضْلُ الْعِلْمِ خَيْرٌ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ وَخَيْرُدِيْنِكُمُ الْوَرَعُ.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: Keutamaan ilmu itu lebih bagus dari keutamaan ibadah (yang sunah). Dan sebagus-bagusnya agamamu itu mempunyai sifat wara'.

Lalu mengapa memiliki ilmu itu lebih baik dari ibadah sunah? Sebab sejatinya setiap amal perbuatan harus didasari dengan ilmunya.

Misalnya, seseorang yang hendak berupuasa maka dia harus mengetahui tentang syarat sahnya berpuasa, hal-hal yang membatalkan puasa, waktu memulai puasa, dan lain sebagianya. Hal itu dapat diketahui apabila seseorang terlebih dulu mempelajarinya. Maka, ilmu akan menjadikan sebuah amal ibadah menjadi sempurna dan terhindar dari kesia-siaan.

Dalam hadits tersebut juga dijelaskan tentang pentingnya sifat wara' dalam beragama. Wara' yakni sikap berhati-hati sehingga tidak terjerumus dalam menjalankan perbuatan yang dilarang Allah, mengonsumsi barang haram, dan lainnya.

Orang yang berilmu dengan orang...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement