Senin 27 Nov 2023 09:19 WIB

Hamas Bebaskan Sandera Warga Negara AS Berusia 4 Tahun

Hamas mengatakan ingin memperpanjang gencatan senjata jika ada upaya serius

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina yang menjadi sandera Israel merayakan kebebasannya bersama warga yang menunggu mereka, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Warga Palestina yang menjadi sandera Israel merayakan kebebasannya bersama warga yang menunggu mereka, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM --- Hamas membebaskan 17 sandera yang ditahan di Gaza, termasuk seorang anak perempuan berusia empat tahun asal Amerika Serikat, pada hari Ahad (26/11/2023), sementara Israel juga terlihat membebaskan para tahanan pada hari ketiga gencatan senjata.

Komite Palang Merah Internasional mengatakan telah berhasil memindahkan 17 sandera dari Gaza. Hamas mengatakan telah menyerahkan 13 warga Israel, tiga warga Thailand dan satu orang berkewarganegaraan Rusia.

Baca Juga

Hamas mengatakan bahwa mereka ingin memperpanjang gencatan senjata jika ada upaya serius untuk meningkatkan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ia berharap jeda dalam pertempuran dapat berlangsung selama para tawanan dibebaskan. Ia berharap lebih banyak lagi warga AS yang akan dibebaskan oleh Hamas meskipun ia tidak memiliki kabar yang pasti.

Biden menyebut bahwa sandera berusia 4 tahun, Abigail Edan, telah menyaksikan kedua orangtuanya menjadi korban dalam serangan 7 Oktober lalu ke Israel dan ia ditahan sejak saat itu. "Apa yang dialaminya tidak dapat dibayangkan," kata Biden dalam sebuah konferensi pers di AS.

Gencatan senjata selama empat hari ini merupakan penghentian pertempuran pertama dalam tujuh minggu terakhir sejak Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang di Gaza.

Menanggapi serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di bagian utara. Sekitar 14.800 warga Palestina telah gugur syahid di Gaza, kata otoritas kesehatan setempat, dan ratusan ribu lainnya mengungsi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Ahad bertemu dengan pasukan keamanan di dalam Jalur Gaza. Dia juga mengatakan bahwa dia berbicara dengan Biden tentang pembebasan sandera, dan menambahkan bahwa dia akan menyambut baik perpanjangan gencatan senjata sementara jika itu berarti bahwa setiap hari 10 tawanan akan dibebaskan.

Namun Netanyahu mengatakan bahwa ia juga mengatakan kepada Biden bahwa, pada akhir gencatan senjata, "kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: Penghapusan Hamas, memastikan bahwa Gaza kembali seperti semula, dan tentu saja pembebasan semua tawanan kami."

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement