REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN — Seorang pejabat senior Yaman yang berafiliasi kepada kelompok bersenjata Houthi, mengatakan penggunaan kekuatan adalah satu-satunya metode yang bisa mencegah agresi Israel terhadap warga Palestina di Gaza. Wakil Menteri Informasi Nasruddin Amer menekankan bahwa rezim Israel hanya memahami bahasa kekuatan.
"Serangan gencar di Jalur Gaza hanya dapat dihentikan melalui tekanan militer terhadap rezim Zionis, karena rezim itu hanya menanggapi dengan kekuatan," kata Wakil Menteri Informasi Yaman Nasruddin Amer pada Sabtu (31/5/2025) dilansir dari Mehr News.
Ia menambahkan, "Dengan rahmat Tuhan, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) akan menggunakan semua kekuatan mereka untuk memperluas cakupan konflik dan mengintensifkan tekanan pada front domestik rezim pendudukan. Dengan demikian, kita dapat mengakhiri penderitaan dan penderitaan rakyat Gaza yang tertindas."
Militer Yaman bertanggung jawab atas peluncuran rudal balistik hipersonik pada Kamis malam terhadap bagian tengah wilayah pendudukan Israel. Mereka menyatakan, serangan tersebut ditujukan ke Bandara Ben Gurion, Israel.
Juru bicara militer Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan dalam sebuah pernyataan, yang disiarkan oleh saluran televisi al-Masirah, negara Arab akan melanjutkan serangannya hingga agresi Israel di Gaza berhenti dan blokade dicabut.“Kami akan terus melarang lalu lintas udara Israel ke dan dari Bandara Ben Gurion,” tambah Saree.