Senin 27 Nov 2023 23:10 WIB

Tirta Kahuripan Pastikan Ketersediaan Air Bersih Saat Peralihan Musim

Cuaca ekstrem dapat mengganggu pengolahan air karena tingkat kekeruhan tinggi.

PDAM Tirta Kahuripan
Foto: tirtakahuripan.co.id
PDAM Tirta Kahuripan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memastikan ketersediaan air bersih selama peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.

Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Abdul Somad di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (27/11/2023), menyebutkan sejak awal November curah hujan kembali normal sehingga debit air baku dari sungai dan mata air kembali normal. Namun, selama peralihan musim atau pancaroba kerap kali terjadi kondisi cuaca tak menentu disertai angin kencang dan curah hujan tinggi yang berpotensi mengganggu proses produksi air bersih.

Baca Juga

Kondisi cuaca ekstrem, kata dia dapat mengganggu pengolahan air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) karena tingkat kekeruhan air tinggi. Kemudian, di beberapa wilayah rawan bencana juga berisiko terjadi putusnya jaringan pipa air distribusi dampak longsor.

"Untuk mengantisipasi risiko tersebut, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan telah melakukan mitigasi bencana untuk mencegah kerugian yang lebih besar baik dengan antisipasi jangka pendek maupun jangka menengah," kata Abdul Somad.

Sebagai upaya jangka pendek, perusahaan milik Pemerintah Kabupaten Bogor ini memastikan ketersediaan stok pompa, genset, perpipaan, bahan kimia yang sesuai dengan kondisi kekeruhan air baku sungai, serta menyiagakan 11 unit mobil tangki apabila terjadi gangguan pengaliran.

Kemudian, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan juga telah bekerjasama dengan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) untuk mendapatkan informasi keadaan debit air di hulu sungai dalam memantau cemaran limbah di sungai, sehingga dapat dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor untuk dilakukan penindakan.

Abdul Somad mengungkapkan, dalam penanganan jangka panjang pihaknya menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam hal peningkatan teknologi pengolahan air sekaligus untuk menjawab tantangan risiko krisis atas air di saat kondisi cuaca ekstrem.

Menurut dia, perlu juga keterlibatan para pelanggan untuk menjaga ketersediaan air di rumah masing-masing, serta peran masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai sebagai sumber air baku.

"Untuk mengantisipasi gangguan pengaliran diharapkan pelanggan dapat menampung air dengan toren di saat pengaliran masih lancar, memantau info gangguan dan progres perbaikannya di media sosial Instagram perumdaairminumtirtakahuripan," kata Abdul Somad.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement