Selasa 31 Dec 2024 07:50 WIB

Prabowo Sentil Uni Eropa yang Tolak Beli Kelapa Sawit dari Indonesia

Presiden Prabowo mengungkapkan, banyak negara takut tidak dapat kelapa sawit.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Prabowo Subianto di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024).
Foto: Tim Media Prabowo
Presiden Prabowo Subianto di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, banyak negara yang khawatir tidak mendapatkan suplai dari komoditas dan produk turunan dari kelapa sawit Indonesia. Dia mengungkapkan, saat melakukan kunjungan luar negeri, banyak negara yang berharap pada Indonesia.

"Saya sampai ngeri sendiri, (mereka) terlalu berharap di sana. Terutama mereka sangat membutuhkan kelapa sawit kita. Ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis rupanya. Banyak negara takut tidak dapat kelapa sawit," kata Prabowo saat memberikan pengarahan pada Musrenbangnas RPJMN 2025-2029 di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (31/12/2024).

Baca Juga

Di hadapan para gubernur, bupati dan wali kota yang hadir, Prabowo meminta kepala daerah bersama aparat penegak hukum untuk menjaga perkebunan kelapa sawit dalam negeri. Menurut dia, kelapa sawit telah menjadi aset negara.

Prabowo pun membantah, kelapa sawit telah menyebabkan deforestasi atau penggundulan hutan. Dia malah menyinggung soal tuduhan deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit dari Uni Eropa yang ditujukan kepada Indonesia.

Uni Eropa pun mengeluarkan kebijakan yang menolak produk kelapa sawit Indonesia karena dianggap menimbulkan deforestasi. "Bahkan mereka bingung waktu mereka mau ngomong-ngomong membatasi, kita tidak boleh (ekspor). Eropa kan mau membatasi, bingung sendiri. Oh terima kasih kita enggak jual ke Anda. Terima kasih, saya bilang," kata Prabowo.

Dia pun menekankan bahwa industri cokelat hingga kosmetik beberapa negara memerlukan produk turunan dari kelapa sawit sebagai campurannya. Sehingga, kata Prabowo petani tidak perlu takut akan ancaman tersebut, karena banyak negara butuh sawit.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement