Selasa 28 Nov 2023 15:32 WIB

Pengamat: Aksi Boikot Produk Israel Semakin Efektif Terhadap Bisnis Penjualan

Sentimen kekejaman Israel pada warga Palestina semakin memengaruhi emosi masyarakat.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga Palestina melarikan diri ke selatan pada hari ketiga gencatan senjata antara Israel dan Hamas di jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah pada Ahad (26/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina melarikan diri ke selatan pada hari ketiga gencatan senjata antara Israel dan Hamas di jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah pada Ahad (26/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajakan aksi boikot semakin efektif terhadap nilai jual bisnis penjualan pada sebuah perusahaan. Hal ini menyusul maraknya gambar melalui sosial media maupun televisi yang menunjukkan kekejaman Israel terhadap Palestina.

 

Baca Juga

Pengamat Marketing Yuswohady mengatakan, saat ini kekuatan aksi boikot produk berafiliasi Israel semakin terlihat nyata bagi kalangan masyarakat.

 

“Akan efektif aksi boikot tersebut, masyarakat Indonesia sudah bisa melakukan hal tersebut (boikot) karena itu yang bisa dilakukan, mengingat jarak juga,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/11/2023).

 

Menurut dia faktor sentimen gambar kekejaman Israel terhadap warga Palestina semakin memengaruhi emosional masyarakat Indonesia.

 

“Banyak anak-anak prematur dampaknya langsung, sehingga connect dengan Palestina, dipengaruhi emosional, gambaran perang tersebut,” ujarnya

 

Yuswohady pun menyarankan seharusnya brand-brand tersebut bersikap netral dan memberikan sinyal atau pesan yang adem, karena isu seperti ini sangat sensitif di Indonesia. Hubungan diplomatik panjang Indonesia dengan Palestina membuat sentimen yang muncul belakangan lebih banyak perihal spiritual dan tidak berbasis rasionalitas.

 

“Ini isu yang sensitif, apalagi di Indonesia itu sejarah bagaimana relasi kita dengan Palestina tinggi sekali, sehingga isu ini sangat dalam. Artinya, brand seharusnya mainnya netral-netral saja,” katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement