Jumat 01 Dec 2023 21:09 WIB

Militer AS Mengaku Melihat Penampakan UFO, Asli atau Palsu?

Muncul risiko ancaman pesawat ruang angkasa yang tersembunyi di tata surya.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Angkatan Luar Angkasa AS mendeteksi ribuan objek terbang yang tak teridentifikasi (UFO) di orbit Bumi.  /ilustrasi
Angkatan Luar Angkasa AS mendeteksi ribuan objek terbang yang tak teridentifikasi (UFO) di orbit Bumi. /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Angkatan Luar Angkasa AS, cabang Pentagon yang bertugas melindungi Amerika dari ancaman berbasis ruang angkasa, baik lokal maupun galaksi, telah mendeteksi ribuan objek terbang yang tak teridentifikasi (UFO) di orbit Bumi. Angkatan Luar Angkasa AS, cabang militer terbaru Amerika yang dibentuk di bawah Presiden Trump pada tahun 2019, mengatakan penampakan tersebut sangat teratur sehingga menyulitkan upaya untuk melakukan identifikasi terhadap satu ancaman.

Meskipun sebagian besar penampakan tersebut terbukti merupakan sampah antariksa buatan manusia dan puing-puing alami, seperti meteorid, ada kemungkinan pula ini adalah aksi musuh AS yang meluncurkan satelit mata-mata, seperti Malligyong-1 baru milik Korea Utara dan platform orbit rahasia lainnya.

Baca Juga

Satu kekhawatiran baru, Angkatan Luar Angkasa mencatat risiko ancaman pesawat ruang angkasa yang tersembunyi di area luas yang belum diawasi antara Bumi dan Bulan disebut orbit cislunar. Dalam laporan terbaru yang diterbitkan bulan ini, pimpinan Angkatan Luar Angkasa menekankan pentingnya menemukan ancaman besar ini di antara bahaya seperti sampah luar angkasa.

Namun pihak militer juga menjelaskan secara terperinci kategori baru yang lebih aneh mengenai potensi ancaman yang sedang diawasi. Mandat Angkatan Luar Angkasa untuk mengidentifikasi dan merespons ancaman dan bahaya juga mencakup benda-benda yang menunjukkan pola dan kehidupan yang tidak normal serta tidak dapat dikorelasikan dengan pemilik atau titik asal mana pun.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pejabat Pentagon yang bertugas menyelidiki kasus-kasus UFO, termasuk serangan Tic Tac tahun 2004 yang terkenal, telah memusatkan perhatian mereka pada lima hal yang dapat diamati.

Fenomena udara tak teridentifikasi atau UAP yang dapat diamati ini tampaknya menampilkan salah satu atau semua hal berikut, yaitu perilaku melawan gravitasi, kemampuan observasi yang sangat rendah pada radar atau sensor lainnya, percepatan tiba-tiba atau sesaat, kecepatan hipersonik tanpa tanda seperti sonic boom, dan yang disebut perjalanan trans-medium.

Namun, tidak jelas dari dokumen Space Force STARCOM apakah kelima tanda teknologi UFO ini tumpang tindih dengan observasi abnormal yang mereka miliki. Selain itu, juga tidak jelas pola kehidupan apa yang telah terdeteksi dari orbit yang tidak diketahui.

Di seluruh cabang militer AS, istilah pola kehidupan telah digunakan untuk merujuk pada tanda-tanda panas yang dilepaskan oleh target manusia yang masih hidup, mulai dari peperangan drone hingga pengawasan penempatan pasukan.

Kepala investigasi UFO Pentagon dan fisikawan Dr. Sean Kirkpatrick juga menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan misteri UAP yang mencakup pesawat luar angkasa.

“Kami melaksanakan rencana sains dan teknologi yang ketat untuk memastikan kalibrasi sensor yang terkontrol, pola kehidupan, dan pengembangan karakterisasi tanda tangan,” kata Kirkpatrick, dilansir Dailymail, Jumat (1/12/2023).

Sementara itu, Space Force menerbitkan grafik yang mengungkapkan bahwa kini terdapat lebih dari 25 ribu objek di orbit meskipun sebagian besar ditentukan sebagai badan roket, pesawat ruang angkasa, puing-puing terkait misi atau objek buatan manusia lainnya yang diketahui.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement