REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seorang pendakwah harus memiliki kesabaran dan istiqamah dalam menjalankan misi dakwahnya. Ia pun harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan keberhasilan dakwah ada proses panjang dalam menyampaikan pesan dakwah yang harus dilalui seorang dai.
Dalam berdakwah seorang dai hendaknya menyampaikan ajaran Islam secara bertahap. Terlebih kepada para mualaf atau pun kelompok masyarakat yang belum mengetahui tentang dasar-dasar dalam perkara akidah dan syariat. Ada urutan-urutan dalam menyampaikan pesan dakwah.
Para dai dapat mencermati pesan Rasulullah SAW kepada sahabat Muadz bin Jabal yang hendak berangkat berdakwah ke negeri Yaman. Kala itu Muadz diutus untuk berdakwah kepada kaum ahli kitab di Yaman. Dalam catatan sejarah Muadz kemudian menjabat sebagai qadhi Yaman.
Rasulullah SAW berpesan kepada Muadz agar menjadikan materi dakwah pertama adalah agar mereka atau penduduk Yaman mentauhidkan Allah SWT.
Maka dari itu bagi seorang da'i ketika menghadapi kelompok masyarakat yang belum mengerti tentang akidah atau pun menghadapi mualaf hendaknya materi yang disampaikan pertama adalah tentang tauhid kepada Allah SWT.
Seorang dai dapat terlebih dulu mengenalkan pada rukun iman, mengenalkan dan mengajarkan tentang sifat-sifat yang wajib pada Allah SWT, sifat-sifat yang mustahil pada Allah SWT, dan yang jaiz pada Allah SWT.
Rasulullah SAW berpesan kepada Muadz bin Jabal bahwa bila penduduk Yaman telah sadar untuk bertauhid kepada Allah SWT maka yang kedua adalah memberitahu tentang kewajiban shalat lima waktu.
Maka hendaknya bagi seorang dai untuk perlahan-lahan penuh kesabaran untuk membimbing jamaahnya agar dapat melaksanakan kewajiban sholat dan mengajarkan setiap rukun dan syaratnya.
Baca juga: Mengapa Allah SWT Mengutuk Kaum Yahudi Menjadi Kera? Ini Tafsir Surat Al-Baqarah 65
Dai harus menyadari bahwa proses tersebut memerlukan waktu yang panjang dan tidak sebatas menggunakan metode ceramah di atas mimbar, namun membimbing praktik langsung tata cara sholat.
Selain ibadah sholat, dari pesan Rasulullah SAW pada Muadz bin Jabal dapat dipahami bahwa seorang dai juga dapat mengajarkan penuh keistqamahan tentang materi lain terkait ibadah terutama berhubungan langsung dengan Allah SWT.